Suka Duka Pengusaha Dekorasi Pernikahan Bertahan di Tengah Pandemik

Di awal pandemik, jasa dekorasi sempat nihil orderan

Jakarta, IDN Times - Mega Eka Larita, pengusaha jasa dekorasi pernikahan, merindukan masa-masa sebelum pandemik virus corona. Masa ia bersama rekan-rekannya bebas berekspresi menciptakan suasana megah bagi pernikahan para kliennya.

Ia mengakui pandemik COVID-19 telah berdampak dan mengubah banyak hal, tak terkecuali bagi penjaja dekorasi pernikahan.

"Yang dikangenin rasa antusias tanpa khawatir setiap mau dekor tempat. Kalau sekarang kan tiap mau dekor khawatir karena ada pandemik, excited sih masih ada cuma lebih banyak khawatirnya," kata Mega dari Bydekorasa kepada IDN Times, Selasa (2/2/2021).

Hal serupa juga diutarakan Dena, pengusaha dekorasi pernikahan dari Kreasijemariku. Ia merindukan kebebasan berseni saat mendekorasi tanpa mengkhawatirkan peraturan yang selalu berubah-ubah.

"(Kangen) Wedding acara normal, tamu yang banyak, klien yang loyal, kebebasan berekspresi seni tanpa menghawatirkan peraturan-peraturan yang masih belum pasti di kemudian harinya," ungkap Dena saat dihubungi terpisah.

1. Merasakan nihil klien di awal pandemik COVID-19

Suka Duka Pengusaha Dekorasi Pernikahan Bertahan di Tengah PandemikPernikahan di tengah pandemik virus corona di Indonesia (IDN Times/Candra Irawan)

Mega mengungkapkan jumlah klien dekorasi pernikahan sebelum pandemik bisa dua hingga tiga orang dalam sehari. Namun, pada awal pandemik COVID-19 dan penerapan Pembatasan Berskala Besar (PSBB), ia pernah hanya mendapat satu klien dalam sebulan.

"Tapi dari jumlah klien hanya di awal pandemik ada perubahan, cuma satu sampai dua bulan karena reschedule jadwal. Setelah itu normal kembali karena kebanyakan klien sudah DP dan booking dari jauh hari," ungkap Mega.

Sedangkan, Dena mengaku sebelum pandemik bisa melayani 10 klien per minggu. Saat ini klien yang ditanganinya terkadang hanya tiga klien dalam seminggu.

"Pernah juga benar-benar nol dalam seminggu, karena tiga klien harus postpone acara karena keluarganya terdampak COVID," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Fotografer Pernikahan Buka Warung Kopi karena Nihil Orderan

2. Berpindah dari gedung ke rumah

Suka Duka Pengusaha Dekorasi Pernikahan Bertahan di Tengah PandemikIlustrasi Menikah (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain jumlah klien yang berkurang, perubahan tempat acara pun terjadi di masa pandemik. Mega dan Dena sependapat, banyak klien yang memindahkan acara dari gedung ke rumah.

"Kalau ini perubahannya, agak signifikan. Banyak klien yang reschedule tempat dari gedung ke rumah, terutama untuk acaranya diubah menjadi akad saja mas," tutur Mega.

Dena mengatakan hampir setahun pihaknya lebih sering mendekorasi di rumah daripada gedung. Tetapi untuk saat ini, porsi antara acara di gedung dan rumah hampir sama.

"Persentasenya 50:50 untuk di rumah dan di hotel atau gedung, sudah mulai ramai walaupun terbatas," ucap Dena.

3. Pendapatan sempat turun hingga 25 persen

Suka Duka Pengusaha Dekorasi Pernikahan Bertahan di Tengah PandemikIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Perpindahan acara dari gedung ke rumah itu bukan hanya perkara tempat. Sebab, dari yang dekorasinya besar dan megah di gedung menjadi lebih sederhana saat di rumah.

Dena mengatakan saat ini yang paling sedang tren yakni dekorasi backdrop. Sebab, ia menilai tamu yang diundang oleh klien saat pernikahan diselenggarakan di rumah hanya keluarga.

"Penurunan pendapatan gak terlalu signifikan, alhamdulillah. Sekitar 25 persen, kami masih bisa mengikuti tren dan harus siap bertahan dengan era new normal," kata Dena.

Sementara, Mega mengaku merasakan penurunan pendapatan di awal masa pandemik virus corona, meski tak menyebut persentase. Akan tetapi, ia mengatakan saat ini sudah kembali berangsur normal.

"Untuk sekarang alhamdulillah sudah balik normal sih. Walaupun benar, kebanyakan memang acaranya di rumah saja bukan di gedung," ujar Mega.

Baca Juga: Pengusaha Hotel Kian Terpuruk sejak Rapat-rapat Digelar Virtual

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya