Kisah Fotografer Pernikahan Buka Warung Kopi karena Nihil Orderan

Jakarta, IDN Times - Jon Paizal sangat merasakan dampak pandemik virus corona. Ia yang selama ini mencari rezeki lewat profesi fotografer, sama sekali tidak mendapatkan klien untuk foto pernikahan.
"Selama pandemik memang jauh banget, bisa dikatakan nol pemasukan (dari foto pernikahan)," kata Jon kepada IDN Times, Selasa (2/2/2021).
"Ibaratnya mati suri," imbuhnya.
Jon bersama istrinya membuka studio foto bernama Jefas Foto di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Foto acara pernikahan maupun prewedding menjadi salah satu jasa yang ditawarkan.
1. Jumlah klien foto pernikahan sebelum dan saat pandemik COVID-19

Ia menceritakan, sebelum pandemik virus corona, dalam sebulan setidaknya ada 10 orderan untuk foto pernikahan. Jumlah itu belum termasuk foto prewedding yang jumlahnya hampir setara.
Namun, saat virus corona terdeteksi menyebar di Indonesia mulai Maret 2020, Jon mengaku belum ada sama sekali klien yang menggunakan jasanya untuk foto pernikahan.
"Sampai sekarang, belum ada saya acara-acara wedding. Hanya foto wisuda, beberapa yang sifatnya di studio. Kalau yang keluar-keluar belum ada sama sekali," ungkap Jon.
Jon mengaku meski ada foto wisuda, itu tidak seramai seperti sebelum pandemik COVID-19. Terlebih, munculnya sejumlah pembatasan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
2. Buka warung kopi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

Jon tidak bisa menyalahkan pembatasan yang diterapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Ia pun tak bisa berharap kepada pemerintah, termasuk program bantuan yang tidak diterimanya.
Namun, Jon tidak menyerah pada keadaan. Untuk menyambung hidup, ia membuka usaha warung kopi bernama Kedai Kopi Dua Em yang tak jauh dari studio fotonya.
"Saya bulan enam kemarin, buka usaha baru lagi di bidang kuliner (warung kopi), tapi studio tetap jalan," kata Jon.
3. Order foto pernikahan ditunda hingga hampir setahun

Berbeda dengan Jon, fotografer bernama Fayon dari Bridejourney masih mendapatkan orderan untuk foto pernikahan. Ia mengaku minimal mendapat empat orderan untuk foto pernikahan dalam sebulan, namun untuk prewedding sepi.
"Cuma memang ada pengurangan, misalnya di paket normal yang isinya empat SDM (sumber daya manusia), sekarang paling maksimal cuma dua SDM-nya," kata Fayon kepada IDN Times, Selasa (2/2/2021). Hal ini terkait pembatasan yang diterapkan selama pandemik virus corona.
Selain itu, ia mengatakan di masa pandemik COVID-19 ini sering ada penundaan tanggal pernikahan. Bahkan, Fayon mengungkapkan ada klien yang memundurkan tanggal pernikahan hampir setahun.
"Kadang suka ada penundaan, misalnya nikah tanggal 9 Februari, ternyata gedungnya di-lockdown, ya mundur. Mundurnya bisa setengah tahun, kemarin ada yang mundurnya setahun lebih," jelas Fayon.
Ia mengatakan saat ini menerapkan swab antigen sebelum bekerja. Hal tersebut untuk menjaga kepercayaan para pelanggannya.