Jokowi Kesal Nama IMB Berubah: Yang Penting Bukan Nama, Cepat Selesai!

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyoroti proses perizinan di daerah masih lama selesai. Menurutnya, hal itu pula yang menghambat proses investasi di suatu daerah.
"Terus saya sampaikan agar investasi ini menjadi perhatian kita semuanya. Jangan lagi yang namanya izin masih berbulan-bulan. Hati-hati ada dua masalah besar yang kita hadapi di daerah," ujar Jokowi dalam pidatonya di acara Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di Sentul, Bogor, Selasa (17/1/2023).
1. Dua masalah yang disorot Jokowi

Jokowi menerangkan, masalah pertama yakni terkait tata ruang. Dia mengatakan, pengelolaan nama tata rung berubah menjadi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR).
"KKPR ini mengenai tata ruang, ini menjadi problem bagi separuh daerah, separuh daerah kita ini masih belum menyelesaikan KKPR-nya, sehingga saya minta di sini ada ketua DPRD agar dengan Pemda segera menyelesaikan urusan ini," ucap dia.
Kedua, terkait investasi yang berhubungan dengan izin mendirikan bangunan (IMB). Jokowi menyebut, namanya juga kini berubah menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Namanya sudah gonta-ganti dan ini yang ruwet kita. Nama itu dua kata itu cukuplah, izin gedung. Sudah," kata dia.
"Dulu IMB, izin mendirikan bangunan, ini ganti persetujuan bangunan gedung, haduh. Izin gedung gitu aja sudah rampung. Yang paling penting bukan namanya, penyelesaiannya yang cepat gitu," sambung Jokowi.
2. Dorong kepala daerah dan DPRD segera selesaikan dua masalah itu

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta kepala daerah dan DPRD menyelesaikan dua masalah besar itu. Dia menegaskan, dua masalah itu jangan ditunda untuk diselesaikan.
"Saya minta pada gubernur, bupati atau wali kota, DPRD segera selesaikan yang belum. Jangan ditunda-tunda," ujar dia.
3. Sebanyak 53 persen investasi sudah berada di luar Jawa

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, saat ini 53 persen investasi di Indonesia sudah berada di luar Jawa. Dia menyebut hal itu bagus untuk pemerataan.
"Ini bagus sekali pemerataan terjadi, karena telah dibangun infrastruktur yang banyak di luar Jawa, sehingga investasi itu menuju ke luar Jawa. Sangat bagus untuk pemerataan kita," kata dia.
"Jadi, di 2022 53 persen investasi sudah berada di luar Jawa dari target 1.200 triliun, investasi kita 2022 tercapai yaitu 1.207 triliun di 2022. Ini juga sangat bagus karena bisa menciptakan lapangan kerja 1,3 juta. Sehingga, sekali lagi investasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi kita," imbuhnya.