Kemenag Targetkan Tiap Kabupaten/Kota Miliki Ahli Ilmu Falak

Jakarta, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan setiap kabupaten/kota memiliki ahli ilmu falak. Hal itu disampaikan Plt Direktur Urais Binsyar Bimas Islam Kemenag, Ismail Fahmi.
"Kita berharap di tiap kabupaten itu ada satu orang tenaga ahli di bidang ilmu falak," ujar Ismail dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/11/2021).
1. Saat ini baru ada 300 ahli falak di Indonesia

Ismail menjelaskan, saat ini baru ada 300 ahli falak di Indonesia. Padahal, jumlah total kabupaten/kota di Indonesia ada 514.
"Mudah-mudahan dengan adanya tenaga ahli ilmu falak di tiap kabupaten itu bisa melayani 5.945 Kantor Urusan Agama di kecamatan. Sehingga pelayanan arah kiblat, penentuan awal bulan, kapan Ramadan, kapan tahun baru Islam bisa maksimal," ucapnya.
Ismail menyampaikan, untuk menambah jumlahnya, Kemenag memiliki program pengkaderan tenaga ahli falak. Ismail mengakui, ilmu falak merupakan jenis pengetahuan yang jarang disukai.
"Kita punya program Kaderisasi Tenaga Hisab dan Rukyat yang sekarang sedang kita lakukan. Melalui kegiatan ini, kita berharap bisa menciptakan kader-kader falak yang nantinya kita harapkan kader-kader ini membantu teman-teman di KUA," ucapnya.
2. Ilmuwan muslim paling berpengaruh di bidang astronomi

Astronom merupakan ilmu pengetahuan alam yang meneliti mengenai benda langit seperti bintang, planet, komet, sekaligus fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar angkasa.
Sejarah mencatat bahwa ilmu astronomi ternyata sudah dipelajari sejak zaman Babilonia, Mesir, hingga runtuhnya kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi. Selain itu, ternyata ilmu astronomi juga dipelajari dan dikembangkan oleh para ilmuwan Arab.
Sejauh ini, terdapat beberapa ilmuwan muslim yang dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap keilmuan astronomi yang saat ini dipelajari banyak orang. Berikut 5 ilmuwan muslim paling berpengaruh di bidang astronomi yang wajib kamu tahu.
Al-Battani
Abū ʿAbd Allāh Muḥammad ibn Jābir ibn Sinān al-Raqqī al-Ḥarrānī aṣ-Ṣābiʾ al-Battānī atau biasa disebut Al-Battani merupakan ilmuwan astronomi ternama yang berasal dari Suriah. Dia dikenal sebagai orang yang berhasil memperkenalkan hubungan trigonometri. Tak heran jika ia saat ini dikenal sebagai Bapak Trigonometri.
Karya Al-Battani yang paling terkenal ialah Kitāb az-Zīj yang isinya banyak dijadikan referensi bagi para astronom ternama, termasuk Copernicus. Ada juga karyanya yang tak kalah terkenal, yaitu Maʻrifat Maṭāliʻi l-Burūj. Karya tersebut berkaitan dengan pengetahuan mengenai tanda-tanda zodiak. rasi bintang Gemini.
3. Al-Farghani

Abū al-ʿAbbās Aḥmad ibn Muḥammad ibn Kathīr al-Farghānī atau biasa dikenal Al-Farghani merupakan seorang astronom termuka pada abad ke-9. Al–Farghani dikenal saat melakukan penelitian yang diinisiasi oleh seorang khalifah al-Ma’mun yang berada di Baghdad, Irak.
Pada waktu itu, Al–Farghani berusaha untuk mengetahui diameter bumi, jarak, dan juga diameter dari beberapa planet lainnya. Bukunya yang paling terkenal bagi para astronom saat ini ialah "Kitāb fī Jawāmiʿdan ʿIlm al-Nujūm" .
Al–Farghani menulis seluruh hasil pengamatan dan penelitiannya di dalam sebuah buku yang berjudul “Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum” atau jika diartikan ke Bahasa Indonesia menjadi "Asas-asas Ilmu Bintang".
Abd al-Rahman al-Sufi
Abd al-Rahman al-Sufi atau biasa dikenal dengan Al-Sufi merupakan seseorang yang berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet. Selain itu, dia juga memiliki sumbangsih yang besar yang terkait pergerakan matahari.
Karyanya yang paling terkenal ialah "Book of Fixed Stars" atau "Kitab al-Kawatib al-Thabit al-Musawwar" yang diciptakannya pada 964 masehi. Dalam buku itu, Al-Sufi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya.
4. Ibn al-Haytham

Ibn al-Haytham merupakan seorang ahli matematika, astronomi, dan fisika yang lahir di sekitar negara Iran. Ibn al-Haytham melakukan percobaan mengenai optik dan visual yang mana hasilnya menjadi prinsip dasar dalam pembuatan mikroskop dan teleskop.
Selain itu, ia juga kerap menulis hal-hal yang berkaitan dengan filosofi, teologi, hingga kedokteran. Di dalam penelitiannya banyak membahas tentang lingkaran cahaya yang terdapat di sekitar bulan dan matahari, termasuk bayangan dan gerhana. Kitab al-Manazir yang ditulis pada 1011 hingga 1021 merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal hingga saat ini.
Ibnu Yunus
Abu al-Hasan Ali bin Abi Said Abdur Rahman bin Yunus as-Sadafi atau biasa dikenal sebagai Ibnu Yunus merupakan seorang astronom terkemuka yang berkebangsaan Mesir. Namanya mulai tenar setelah membuat sebuah buku yang berjudul "Ghayat Al-Intifa". Buku tersebut berisi tabel bola astronomi yang digunakan untuk mengatur waktu Kairo hingga abad ke-19 M.
Ia juga dapat menjelaskan mengenai 40 planet serta menyaksikan 30 gerhana bulan yang pada waktu itu sangat susah untuk dilakukan oleh seorang ilmuwan. Ia juga berhasil menjelaskan konjungsi planet Venus dan Merkurius pada