Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenko PMK Tinjau dan Perbaiki Rumah Keluarga Balita Raya di Sukabumi

WhatsApp Image 2025-08-23 at 10.18.37.jpeg
Staf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta mengunjungi kediaman almarhumah Raya (dok.Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK)
Intinya sih...
  • Dalam kunjungan, Luthfie meninjau kondisi rumah keluarga almarhumah Raya yang dinilai memprihatinkan dan kurang layak huni. Rumah tersebut akan dibongkar untuk dibangun menjadi lebih layak.
  • Luthfie menyoroti kondisi keluarga almarhumah Raya. Ayah dan ibu Raya saat ini masih menjalani perawatan di RS Bandung. Kakak Raya yang berusia tujuh tahun mengalami gangguan kesehatan.
  • Kabar duka soal Raya meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides).
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bergerak melakukan penangananan penyakit dan peningkatan kualitas kesehatan balita usai kasus Raya, balita berusia 3 tahun 9 bulan yang meninggal dunia akibat diagnosa infeksi meningitis TB dan helmintiasis. 

Staf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta mengunjungi kediaman almarhumah Raya di Desa Cinaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (22/8/2025) malam. 

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut arahan Menko PMK Pratikno, pasca Rapat Tingkat Menteri pada Jumat pagi, serta Rapat Koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat sehari sebelumnya. “Malam ini pukul 19.38 kami tiba dari Jakarta atas arahan Pak Menko PMK. Kami diberi tugas untuk meninjau langsung dan mengidentifikasi kejadian yang dialami balita Raya," kata Luthfie Beta dalam keterangan tertulis pada Sabtu (23/8/2025).

Usai kunjungan ini, Kemenko PMK rencananya akan memperbaiki rumah Raya yang dinilai tidak layak huni.

1. Rumah Raya akan diperbaiki

WhatsApp Image 2025-08-23 at 10.18.37 (2).jpeg
Staf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta mengunjungi kediaman almarhumah Raya (dok.Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK)

Dalam kunjungannya, Luthfie meninjau kondisi rumah keluarga almarhumah Raya yang dinilai memprihatinkan dan kurang layak huni. Rumah berdiri di lahan rawan longsor dengan fasilitas sanitasi yang tidak layak, rumah yang minim sirkulasi udara, serta berdekatan dengan kandang ternak. Luthfie memastikan rumah tersebut akan dibongkar untuk dibangun menjadi lebih layak.

"Langkah ke depan, rumah ini akan dibongkar dan dibangun secara permanen termasuk  WC Komunal dan sanitasi layak yang bersumber dari dana Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Namun karena lahannya labil dan rawan bencana, kami sarankan ada pertimbangan serius sebelum pembangunan. Dari sisi sanitasi juga harus dibenahi, termasuk pemindahan kandang ternak," kata Luthfie.

Pembangunan rumah akan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Mulai dari melibatkan aparat Masyarakat, TNI/Polri secara swakelola, serta memperhatikan aspek legalitas lahan tempat rumah yang akan dibangun. Rencananya, rumah sehat sederhana dibangun berukuran 7 X 5 meter persegi. Selain itu, Lutfhie juga merasa perlu mitigasi rawan longsor dengan pembangunan talud (dinding penahan tanah) dan perbaikan akses jalan menuju rumah.

2. Soroti kondisi keluarga korban

WhatsApp Image 2025-08-23 at 10.18.37 (1).jpeg
taf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta mengunjungi kediaman almarhumah Raya (dok.Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK)

Selain meninjau rumah, Luthfie juga menyoroti kondisi keluarga almarhumah Raya. Ayah dan ibu Raya saat ini masih menjalani perawatan di RS Bandung. Sementara, kakak Raya yang berusia tujuh tahun mengalami gangguan kesehatan dan perlu mendapatkan pendampingan berkelanjutan dari sisi gizi maupun pendidikan.

Menurut Luthfie, kasus penyakit yang menimpa almarhumah Raya menjadi alarm penting yang menunjukkan masalah kesehatan anak tidak bisa dianggap sepele. Situasi ini ditegaskan tidak boleh terulang kembali.

"Pemerintah pusat ingin memastikan hadir di setiap permasalahan yang ada di masyarakat, karena kalau masyarakat tidak kuat, bangsa ini pun tidak akan bisa apa-apa," kata Luthfie.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan Kemendukbangga, camat, kepala desa, perwakilan TNI/Polri, dan perangkat daerah setempat untuk menindaklanjuti langkah penanganan. Kemenko PMK juga menyerahkan bantuan berupa 25 paket sembako serta peralatan sekolah. 

3. Kasus Raya menjadi pelajaran

ilustrasi cacingan (denisemira.com)
ilustrasi cacingan (denisemira.com)

Kabar duka soal Raya sempat menjadi sorotan publik. Raya meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

Sebelum wafat, Raya disebutkan sempat mendapat perawatan di RSUD R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi, dalam kondisi tidak sadarkan diri. Catatan medis menyebutkan, cacing bahkan keluar dari hidung dan anusnya. Ini menjadi tanda bahwa infeksi sudah begitu parah hingga menjalar ke otak, mengutip dari IDN Times Jabar.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa cacingan bukan penyakit yang bisa diremehkan. Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan menyatakan, dari peristiwa ini dapat dilibhat asessment singkat, bahwa telah terjadi pengabaian dan penelantaran anak yang berlangsung jangka panjang.

"Pengabaian dan penelantaran itu juga menjadi persoalan lebih kompleks, karena situasi keluarga tersebut," kata Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us