Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemhan Akui Ditawari China Agar Beli Jet Tempur J-10C

Wakil Menteri Pertahanan RI, Donny Ermawan Taufanto ketika di kantor Kemhan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)
Wakil Menteri Pertahanan RI, Donny Ermawan Taufanto ketika di kantor Kemhan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • Indonesia tidak menutup kemungkinan membeli jet tempur J-10C buatan China
  • Belum ada tim yang dikirim untuk menganalisa jet tempur Chengdu J-10C
  • Enam jet tempur Rafale pertama akan tiba di Indonesia pada 2026

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Donny Ermawan Taufanto mengatakan, informasi soal rencana pembelian jet tempur buatan China Chengdu J-10C masih sekedar rumor. Sebab, belum ada keputusan dari pemerintah Indonesia untuk membeli jet tempur tersebut.

Donny kemudian menjelaskan awal mula Indonesia diisukan hendak membeli jet tempur J-10C dari kehadiran Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tonny Harjono ke pameran alutsista di Negeri Tirai Bambu.

"Kemudian Pak KSAU melihat pesawat itu (J-10C) dan pesawat itu sempat ditawarkan oleh China. Ini menjadi evaluasi kami juga lah apakah kita bisa menggunakan J-10 untuk alutsista," ujar Donny ketika dikonfirmasi, Kamis (5/6/2025).

Ia menggarisbawahi Indonesia merupakan negara yang tidak memiliki blok tertentu, sehingga mampu membeli alutsista dari manapun.

"Kita tidak berpihak ke satu negara atau suatu aliansi. Kita bisa mengambil sumber senjata dari manapun, termasuk China," tutur dia.

1. Indonesia tidak tutup kemungkinan untuk beli jet tempur J-10C buatan China

681d65fd1487b.png
Ilustrasi pesawat Chengu J-10C yang digunakan oleh militer Pakistan. (www.defence.pk)

Purnawirawan TNI Angkatan Udara (AU) itu mengatakan, tidak menutup peluang Indonesia bisa saja membeli jet tempur Cheng-du. Apalagi bila harganya juga sesuai anggaran.

"Kalau pesawat ini bagus, memenuhi kriteria yang telah kita tetapkan dan apalagi harganya murah, ya kenapa tidak?" kata Donny.

Ia menambahkan, sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebelum membeli alutsista udara, yakni bisa diintegrasikan dengan sistem alutsistsa yang ada di Tanah Air.

"Selain itu, kemampuan alutsista udara itu, jarak terbang, kemampuan membawa senjata apa saja, itu harus kami lihat dulu," tutur dia.

Donny menggarisbawahi, Kemhan belum ada di tahap resmi membeli. Ia menyebut hal tersebut masih berupa penawaran dari militer Negeri Tirai Bambu.

"Kami belum mengirimkan tim untuk mendalami (apakah jet tempur C-10 cocok)," ujarnya.

2. Indonesia belum kirim tim untuk menganalisa jet tempur Chengdu J-10C

1000004577-Photoroom.png
Ilustrasi jet tempur Chengu J10-C (www.eng.chinamil.com.cn)

Pamor jet tempur Chengdu J-10C naik usai digunakan dalam perang antara Pakistan dengan India. Militer Pakistan yang membeli jet tempur buatan Negeri Tirai Bambu itu berhasil menembak jet tempur buatan Perancis, Dassault Rafale, milik India, pada 7 Mei 2025 lalu.

Aksi tersebut terjadi saat konflik antara dua negara memanas akibat serangan yang terjadi pada sejumlah wisatawan di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025 lalu.

Lantaran hal tersebut muncul keraguan terhadap kemampuan jet tempur Rafale. Sementara, Indonesia sudah membeli 42 unit jet tempur buatan Dassault Aviation itu. Sejauh ini, Indonesia tidak membatalkan pesanan jet tempur Rafale tersebut.

Bahkan, dalam kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron, Menhan Prancis Sebastian Lecornu ucapkan terima kasih atas niat Indonesia yang berniat untuk menambah pembelian jet tempur Rafale hingga 18 unit. Hal itu ditandai dengan adanya penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara Menhan Lecornu dengan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.

3. Enam jet tempur Rafale pertama akan tiba di Indonesia pada 2026

Kapal induk Prancis, Charles de Gaulle (R91) yang mengangkut tiga pesawat jet tempur Rafale tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Kapal induk Prancis, Charles de Gaulle (R91) yang mengangkut tiga pesawat jet tempur Rafale tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Sementara, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tonny Harjono mengatakan, enam jet tempur Rafale gelombang pertama akan tiba di Indonesia pada 202. Tonny mengatakan, enam pesawat tempur Rafale dari Perancis itu akan datang secara bertahap. Tiga pesawat akan datang pada Februari 2026.

"Di tahun depan, sekitar bulan Februari atau Maret, kita sudah mulai datang pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi," kata Tonny usai memimpin Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur pada 3 Februari 2025.

Nantinya, enam pesawat Rafale yang akan tiba di Indonesia pada tahun 2026 ini bakal ditempatkan di Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru.

"Kami laksanakan di Pekanbaru, karena memang nanti homebase-nya akan ada di sana. Di Pekanbaru kita sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kita bilang smart building," tutur dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us