Kepala BGN Ingin Kota Bogor Segera Bangun 82 SPPG untuk Dapur MBG

- Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, bertemu dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membahas program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan SPPG.
- BGN ingin membangun 82 SPPG demi memenuhi kebutuhan dapur MBG di seluruh kota, dengan pemerintah Kota Bogor telah mengirimkan daftar aset yang dapat dimanfaatkan.
- Dapur MBG Bosowa Bina Insani ditutup sementara setelah 223 siswa dari 13 sekolah mengalami keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli pada bahan makanan dan air.
Bogor, IDN Times - Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengaku telah bertemu Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk membahas masa depan program makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan SPPG (Sentra Produksi Pangan Gizi).
“Saya tidak mengomentari soal penutupan (SPPG Bosowa Bina Insani). Tapi, semalam saya sudah ketemu Kepala MBG Pak Profesor Dadan... bahwa Profesor Dadan, mengenai MBG sangat ingin menjadikan Kota Bogor ini kota lengkap,” ujar Dedie kepada IDN Times, Senin (26/5/2025).
1. BGN ingin 82 SPPG segera dibangun untuk kebutuhan dapur MBG

Menurut Dedi, Dadan menginginkan pembangunan 82 SPPG demi memenuhi kebutuhan dapur MBG di seluruh kota. Pemerintah Kota Bogor pun telah mengirimkan daftar aset yang dapat dimanfaatkan.
“Sudah kita sampaikan suratnya, nanti akan ada MoU bersama dengan gubernur dan bupati se-Jawa Barat,” kata Dedie.
Ia menambahkan, “kalau yang sudah kita sampaikan ada tiga ya, aset milik Pemkot Bogor, tetapi masih sangat terbuka kemungkinan untuk ditambah kalau memang ada yang bisa dimanfaatkan.”
2. Dapur MBG Bina Insani ditutup sementara usai insiden keracunan massal

Dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Yayasan Bosowa Bina Insani di Jalan Soleh Iskandar, Kota Bogor, ditutup sementara setelah 223 siswa dari 13 sekolah mengalami keracunan makanan.
“Yang dihentikan hanya MBG Bina Insani, tiga MBG lain masih lanjut,” ujar Dandim 0606/Kota Bogor, Letkol Infanteri Dwi Agung Prihanto, Senin (19/5/2025).
Tiga dapur MBG lainnya tetap beroperasi dan melayani lebih dari 9.000 siswa dari berbagai sekolah.
Tiga SPPG itu ialah Dapur Puri Mandalika Cimahpar melayani 3.198 siswa dari 8 sekolah,
Dapur CV Ross Melati & Dapur Teplan, Sindangrasa melayani 3.362 siswa dari 11 sekolah, Dapur Teplan Kedung Badak melayani 2.913 siswa dari 15 sekolah.
3. Hasil laboratorium bakteri Salmonella dan E. coli jadi biang keracunan

Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkapkan, berdasarkan hasil uji laboratorium menunjukkan, keracunan disebabkan kontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli pada bahan makanan dan air.
“Kami sudah cek bahwa penyebabnya ini sudah keluar dari lab, bahwa ada kontaminasi Salmonella dan E. coli... di air, bahan baku, telur, dan juga di sayuran,” jelasnya.