Ketua BWI Dorong Wakaf Jadi Gaya Hidup, Keuntungannya Dunia Akhirat

Jakarta, IDN Times - Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggelar Gebyar Wakaf Ramadan 2024. Ketua BWI, Profesor Mohammad Nuh, membeberkan nilai-nilai yang harus ada dalam wakaf.
"Pertama apa? The power of giving, kedahsyatan memberi ternyata luar biasa," ujar Nuh dalam pembukaan Gebyar Wakaf Ramadan di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).
1. Wakaf produktif harus hasilkan nilai manfaat

Kedua, Nuh melanjutkan, wakaf harus produktif yang menghasilkan nilai manfaat, sehingga bisa memberikan keuntungan pada lingkungan sektiar.
"Karena yang dibagikan itu hasilnya. Kalau tidak ada hasilnya, apa yang mau dibagikan? Dan yang ketiga, pasti ada manfaatnya, benefitnya," ucap dia.
2. Wakaf harus jadi gaya hidup

Nuh mengatakan, wakaf seharusnya tidak hanya menjadi ilmu dan diskusi. Tapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi, wakaf gak cukup banyak didiskusikan panjang lebar, tapi gak pernah berwakaf, ya harus dilakoni menjadi life style, gaya hidup," kata dia.
3. Ubah pola pikir wakaf tidak hanya untuk bekal di akhirat

Nuh mengatakan, masyarakat harus mengubah pola pikir bahwa wakaf tidak hanya untuk bekal di akhirat. Menurutnya, dengan wakaf produktif, keuntungannya bisa didapat di dunia dan akhirat.
"Keuangan Islam itu ada dua macam, ada commercial Islamic fund sama social Islamic fund. Commercial Islamic fund itu yang dikelola oleh perbankan syariah," ucap dia.
Menurut Nuh, wakaf juga bisa berupa uang yang bisa diinvestasikan ke dalam bentuk apapun.