Jelang Munaslub Golkar, Nama Presiden Jokowi Dicatut Dukung Setya Novanto

Sekali lagi nama Presiden Joko Widodo dicatut oleh pihak-pihak yang ingin ambil untung. Hal ini juga membuat geram Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia membenarkan bahwa ada pejabat setingkat menteri yang mencatut nama Presiden Jokowi demi seorang Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar. Dilansir Kompas.com, Jusuf Kalla menegaskan bahwa Presiden Jokowi tidak berpihak kepada siapapun. Bahkan Presiden Jokowi tidak senang namanya dicatut untuk kepentingan politik.

Jusuf Kalla mengatakan tidak mungkin presiden ikut menentukan Ketua Umum DPP Partai Golkar. Hal ini jelas karena presiden bukan kader partai berlambang pohon beringin itu. Presiden juga telah melakukan upaya signifikan untuk menghindari intervensi. Kalla tidak rela apabila Presiden Jokowi diberitakan mendukung seseorang.
Pencatutan ini tentu bukan pertama kali. Sebelumnya nama presiden dan wakil presiden sempat dicatut Setya Novanto, saat masih menjabat sebagai Ketua DPR. Setya Novanto sendiri sekarang menjadi seorang calon Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Jokowi tidak mau ikut campur dengan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar.

Kemarahan Jokowi langsung disampaikan kepada Kalla yang melakukan komunikasi langsung pada hari Senin 9 Mei 2016. Kepadanya, Jokowi menegaskan bahwa dia tidak pernah mendukung salah satu Calon Ketua Umum Partai Golkar. Pemerintah juga tidak akan pernah melakukan intervensi dalam Munaslub Golkar yang akan diselenggarakan pada tanggal 15-17 Mei di Bali.
Tak hanya Presiden Jokowi, nama Luhut Pandjaitan juga disebut-sebut pendukung Setya Novanto.

Pemerintah bahkan juga tidak pernah melakukan intervensi dengan menggunakan jajaran di struktur pemerintahan termasuk melalui TNI dan Polri. Saat kabar berhembus soal menteri yang menjual nama Presiden Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga langsung memberikan penjelasan. Nama Luhut pasalnya juga sempat disebut-sebut pernah mengumpulkan pengurus DPD Golkar untuk memuluskan pencalonan Novanto. Namun kabar ini dibantah dengan keras oleh Luhut. Luhut tidak membantah ada sejumlah pengurus DPD yang menghubunginya. Luhut sebagai senior Partai Golkar yang duduk di eksekutif diminta memberi penjelasan soal sikap pemerintah di Munaslub Golkar.

Salah satu kabar yang tidak mengenakan beredar mengatakan bahwa Luhut akan mengumpulkan sejumlah DPD I dan menegaskan dukungan atas nama Presiden Jokowi terhadap Setya Novanto. Para DPD I kabarnya akan dikondisikan untuk memilih Mantan Ketua DPR RI tersebut. Isu ini pun tersebut langsung ditepis oleh Luhut.
Awal mula isu pencatutan nama presiden mencuat di media.

Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi juga ikut berkomentar menepis rumor yang beredar belakangan ini. Dia mengatakan bahwa presiden tidak pernah menyampaikan dukungan kepada salah satu kandidat calon ketua umum dan tidak ikut mencampuri urusan internal Partai Golkar. Presiden Jokowi telah menyerahkan sepenuhnya kepada Munaslab untuk menentukan siapa yang akan terpilih sebagai pemegang tongkat komando partai beringin.
Semua bermula saat Tim Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin (Akom) marah dengan informasi ada salah satu menteri Jokowi yang ikut-ikutan pagelaran Munaslub Partai Golkar. Diduga, menteri itu bahkan berani mencatut nama Presiden Jokowi sampai institusi Polri dan TNI. Tim sukses Akom, Firman Soebagyo tidak menyebutkan siapa nama menteri tersebut. Firman hanya menyebut bahwa dari kasus ini nama Presiden Jokowi yang paling dirugikan.