Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mahfud MD Curhat Cucunya Keracunan MBG: Muntah-muntah, Dirawat 4 Hari

Mantan Menkopolhukam Mahfud MD saat memberi pernyataan kepada para wartawan yang meliput kegiatan pelantikan Gerakan Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta di Ballroom Hotel Tentrem Semarang. (IDN Times/Fariz  Fardianto)
Mantan Menkopolhukam Mahfud MD saat memberi pernyataan kepada para wartawan yang meliput kegiatan pelantikan Gerakan Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta di Ballroom Hotel Tentrem Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Intinya sih...
  • Cucu Mahfud alami muntah-muntah setelah makan MBG
  • Satu cucu dirawat 4 hari di rumah sakit, satu lainnya pulang
  • Mahfud menegaskan persoalan korban keracunan MBG jangan dilihat sebagai sekedar angka
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Cucu mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD diduga menjadi korban keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di salah satu sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hal itu ia ungkap dalam kanal Youtube Mahfud MD Official. Terdapat dua cucunya yang menjadi korban keracunan MBG.

"Cucu saya juga keracunan. Ya, MBG di Jogja," ujar Mahfud dikutip Rabu (1/10/2025).

1. Cucu Mahfud alami muntah-muntah

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. (IDN Times/Larasati Rey)
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. (IDN Times/Larasati Rey)

Usai menyantap menu MBG, semua siswa di kelas tempat cucunya mengenyam pendidikan mengalami muntah-muntah.

Akibatnya, satu dari dua cucu mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu yang mengalami keracunan MBG harus dirawat di rumah sakit.

"Cucu ponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya tuh punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, ya masakan bergizi gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah," ungkap Mahfud.

2. Cucu Mahfud dirawat empat hari di rumah

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (Tangkapan layar YouTube Mahfud MD)
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (Tangkapan layar YouTube Mahfud MD)

Sedangkan satu cucu lainnya yang mengalami muntah-muntah tidak dirawat di rumah sakit dan sudah dibolehkan pulang ke rumah.

"Habis muntah-muntah sehari disuruh pulang, bisa dirawat di rumah. Tapi yang ini (cucu kedua) sampai empat hari di rumah sakit. Ada dua, iya bersaudara, beda kelas. Di sekolah yang sama," ujar Mahfud.

3. Persoalan korban keracunan MBG jangan dilihat sebagai sebuah sekedar angka

Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa
Makanan MBG di salah satu sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga berbau busuk, Jumat (23/5/2025)/Istimewa

Pada kesempatan itu, Mahfud mengaku memahami pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto soal kesalahan atau kekurangan pelaksanaan program MBG di seluruh Indonesia adalah 0,00017 persen saja dari total penerima sejauh ini.

Namun, dia kemudian membandingkan soal kecelakaan penerbangan, walaupun hanya terjadi satu saja ternyata bisa membuat publik geger karena menyangkut nyawa.

Oleh karena itu, Mahfud menegaskan persoalan korban keracunan MBG jangan dilihat sebagai sebuah sekedar angka.

"Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari kecelakaan satu saja tidak sampai 0,00017 persen orang sudah ribut, karena menyangkut nyawa, kesehatan. Jadi bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya," tegas Mahfud.

Bagi Mahfud, MBG ini bertujuan mulia karena menyediakan kebutuhan makan dan gizi, khususnya bagi anak kurang mampu. Kata dia, program ini harus didukung dan tentunya disertai evaluasi.

Salah satu yang menurut Mahfud mendesak untuk diperbaiki adalah tata kelola program ini, sekaligus demi memperjelas siapa pihak penyelenggara MBG di tingkat bawah saat pemerintah daerah secara struktural tidak dilibatkan dalam pelaksanaannya.

"Begitu ada masalah keracunan, mereka (pemda) yang turun. Ada yang satu sekolah, guru tidak digaji, tidak ikut panitia tapi ikut membersihkan ompreng. Lalu ada yang hilang dia suruh ganti, padal dia bukan panitia. Iya kan," ungkap Mahfud.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Cak Imin Bakal ke Lokasi Ponpes Sidoarjo yang Ambruk Pantau Evakuasi

01 Okt 2025, 19:44 WIBNews