Marsma TNI Fajar Adriyanto di Mata Panglima: Dia Selalu Senyum

- Panglima TNI mengenang Marsma TNI Fajar Adriyanto, pilot yang gugur setelah pesawat latih jatuh di Ciampea, Kabupaten Bogor.
- Kejadian terjadi saat pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 lepas landas dalam misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
- Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan berbagai jabatan strategis di TNI AU.
Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengenang sosok Marsma TNI Fajar Adriyanto, pilot yang gugur usai pesawat latih yang dipilotinya jatuh di Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025) pagi.
Hal itu disampaikan Panglima TNI saat tiba di rumah duka di Kompleks TNI AU, Jalan Triloka XI, Pancoran, Jakarta Selatan.
“Kita sekolah bareng waktu Sesko TNI, 2014-2015, mudah-mudahan amal baik beliau diterima oleh Allah SWT dan diterima di sisi-Nya,” kata Agus.
Marsma Fajar di mata Panglima adalah sosok yang murah senyum. Hal itulah yang paling membekas di benak Agus.
“Beliau itu senyum terus, selalu senyum, mudah-mudahan terbaik untuk beliau,” ujarnya.
Sebelumnya, pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengalami kecelakaan, dan jatuh di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu (3/8/2025) pagi.
Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB, dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara, sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.
Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana.
“Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI I Nyoman Suadnyana dalam keterangan tertulisnya.
Latihan tersebut dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot. Kegiatan ini merupakan bagian latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU.
“Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” ujarnya.
TNI AU bersama unsur terkait telah melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian, serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai ketentuan.
Jenazah Marsma TNI Fajar saat ini berada rumah duka di Pancoran, Jakarta Selatan, sementara lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat.
Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Dalam kariernya, ia pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.
Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003.