Kemnaker: Millennial Harus Sigap agar Tak Tertinggal Transformasi Zaman

Dituntut cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi

Jakarta, IDN Times - Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan sekaligus peluang baru bagi pemuda sebagai generasi digital untuk bersaing dalam tatanan global ini. Generasi muda pun dituntut cepat beradaptasi dengan deras serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

“Generasi millennial harus cekatan (sigap) agar tidak tertinggal dengan transformasi zaman ini,” ujar Direktur Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Fahrurozi, saat memberikan sambutan pada Webinar Bicara Produktivitas bertajuk ‘Memaknai Sumpah Pemuda: Peran Penting Energi Pemuda, Tingkatkan Produktivitas’, Rabu (28/10/2020).

Adapun para pembicara pada webinar tersebut ialah Juru Bicara Presiden Fajroel Rachman sebagai keynote speaker, Direktur Utama PT MRT Jakarta Wiliam P. Subandar, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Dita Indah Sari, Ketum Gerakraf Nasional Kawendra Lukistian dengan moderator Dodi Lapihu DPP GAMKI, serta Host Kasie Kerja Sama Peningkatan Produktivitas Astri Christafilia Litha.

1. Kesempatan bersaing dan berkompetisi yang produktif

Kemnaker: Millennial Harus Sigap agar Tak Tertinggal Transformasi ZamanDok. Kemnaker

Fahrurozi mengatakan, generasi millennial terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Sementara itu, dalam rentang waktu 2020-2030, Indonesia diprediksi mendapat bonus demografi. Jumlah masyarakat dengan usia produktif jauh lebih banyak melebihi mereka yang termasuk dalam usia nonproduktif (anak-anak dan lansia).

Menurutnya, generasi muda harus bisa menjadikan pertumbuhan tersebut sebagai kesempatan untuk bersaing dan berkompetisi yang berproduktif sehingga bisa memajukan dan menegaskan posisi bangsa ke depan semakin bergerak maju.

Juru Bicara Presiden Fajroel Rachman juga mengatakan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda merupakan teladan historis dalam mewujudkan ‘Indonesia Maju’. Presiden pun sering berdiskusi dengan generasi muda untuk memperoleh gagasan-gagasan yang besar dan inovatif sehingga bisa mencari cara-cara baru untuk mengejar kemajuan bangsa.

“Untuk menjadi Indonesia Maju, maka harus memiliki SDM unggul, yaitu optimal mengelola apa yang kita punya, mampu menghadapi disrupsi dengan cepat dan adaptasi dalam berpikir, dan bekerja sama,” jelasnya.

Baca Juga: Kemnaker: Kerja Sama Ketenagakerjaan ASEAN Harus Lebih Dipererat 

2. Industri mampu menjadi penggerak kemajuan

Kemnaker: Millennial Harus Sigap agar Tak Tertinggal Transformasi ZamanANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Dita Indah Sari menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan support dan kerja sama yang baik dengan dunia usaha untuk meningkatkan skill tenaga kerjanya dengan upskilling dan reskilling sehingga dapat tercapai link and match antara dunia usaha dan dunia kerja.

Ia juga menambahkan bahwa industri mampu menjadi penggerak kemajuan karena keterlibatan industri dalam ketenagakerjaan, pelatihan, dan peningkatan produktivitas menjadi hal yang tidak boleh dikesampingkan.

“Di era teknologi maju ini telah mengalami pergeseran makna produktivitas. Dahulu semakin lama seseorang bekerja bahkan banyak lembur, berarti memiliki tingkat produktivitas tinggi. Tetapi sekarang, semakin sedikit waktu yang digunakan untuk memperoleh hasil yang sama bahkan lebih baik yang disebut sebagai peningkatan produktivitas,” jelasnya.

3. Pentingnya sinergi dan jadi pemuda yang inovatif serta adaptif

Kemnaker: Millennial Harus Sigap agar Tak Tertinggal Transformasi ZamanDok. Kemnaker

Dirut PT MRT Jakarta Wiliam Sabandar mengatakan, MRT Jakarta dibangun dengan 100 persen korporasi asli Indonesia, dengan memiliki 82 persen pemuda berusia di bawah 35 tahun sebagai penggerak dan manajemen. Menurutnya, saat ini adalah masa emas untuk pemuda dalam mempercepat akselerasi pembangunan bangsa dengan menyatukan energi pemuda bangsa dalam berbagai sektor dalam satu kolaborasi hebat menghadapi transformasi digital.

Sementara itu, Ketum Gerakraf Nasional Kawendra mengingatkan pentingnya sinergi dan menjadi pemuda yang inovatif dan adaptif. Menurut Kawendra, sinergi dapat membuat produktivitas generasi muda semakin besar. 

“Generasi muda harus jeli melihat peluang, optimalkan jaringan dan jangkau potensi yang ada. Generasi muda harus lebih dari sekadar out of the box, bahkan mampu control of the box,” pungkasnya. (CSC)

Baca Juga: Salurkan Bantuan Jaring Pengaman Sosial, Kemnaker-Kemendes PDTT Kolaborasi

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya