Mas Dhito Dorong Pengembangan Industri Nanas Kediri

Kediri, IDN Times -- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mendorong Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) menyiapkan sistem manajemen yang matang guna pengembangan industri berbasis komoditas nanas Kabupaten Kediri.
Nanas, sebagai salah satu komoditas hortikultura unggulan Kabupaten Kediri menurut Mas Dhito saat ini sudah dikenal publik secara luas. Dalam berbagai kegiatan di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur, nanas dari Kabupaten Kediri pun kerap dimunculkan.
"Dan ternyata nanas kita ini telah sampai ke pemerintah pusat, terakhir saya mendapat informasi nanas kita muncul di G-20," kata Mas Dhito, Senin (13/12/2023).
1. Perlu ada pendampingan

Dengan semakin dikenalnya nanas Kediri, Mas Dhito menilai perlu adanya pendampingan dan penguatan bagi petani nanas mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari persoalan pembiayaan bagi petani nanas sampai offtaker.
"Saya ingin petani nanas bisa melakukan ekspansi, saya yakin petani nanas kita ingin memperluas hasil produksi panennya," tuturnya
Untuk mensupport pengembangan industri nanas itu, Mas Dhito meminta pada 2023 Dispertabun telah menyiapkan sistem manajemen dari hulu hingga hilir dengan matang. Adapun offtaker yang digandeng diharapkan profesional.
2. Diharapkan bisa langsung memasok komoditas nanas ke negara tujuan

Dalam pemasaran ekspor, offtaker diharapkan bisa langsung memasok komoditas nanas ke negara tujuan tanpa melalui tengkulak.
"Tahun 2023 kita siapkan sistemnya untuk membangun sebuah industri, 2024 (komoditas) nanas kita harus sudah siap menjadi industri," ucapnya.
Menindaklanjuti harapan bupati, Pelaksana Tugas Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo menyampaikan pihaknya tengah menyiapkan sub sistem yang saat ini masih parsial dari budidaya, hilirisasi dan sarana penunjang pada 2023 semua sudah terkoneksi.
Pihaknya akan melakukan peningkatan kualitas benih termasuk produksi melalui penerapan SOP dan GAP (Good Agriculture Practices) untuk meningkatkan kualitas ekspor, pendampingan pasca panen dan packaging serta pengembangan produk olahan nanas.
"Saat ini kami fokus menangani terkait pupuk, bibit dan juga dari segi hilirisasi offtaker," ungkapnya.
3. Akan mengajari petani

Diakui, pengembangan nanas kualitas premium seperti jenis PK-1 saat ini masih terkendala terkait masalah pembenihan. Untuk mengatasi kendala itu pihaknya melakukan pengembangan pembenihan dengan sistem kultur jaringan.
Kemudian, permasalahan pupuk terjadi lantaran nanas tidak masuk dalam 9 komoditas pertanian yang mendapatkan pupuk subsidi dari Pemerintah Pusat. Untuk mencari solusi persoalan pupuk itu, pihaknya akan mengundang petani, perbankan, perusahaan pupuk dan offtaker.
Petani nantinya bisa mengusulkan pupuk yang dibutuhkan kepada perusahaan pupuk. Adapun pembayaran pupuk kepada perusahaan diharapkan bisa diberikan dari pihak perbankan dengan sistem pinjaman lunak. Baru kemudian ketika panen, hasil penjualan dari offtaker akan dipotong untuk membayar pinjaman.
"Jadi utangnya bukan dalam bentuk uang tapi apa yang petani butuhkan seperti pupuk, pestisida dicukupi perusahaan dan ketika panen offtaker ngambil, hasil dari offtaker dipotong untuk membayar pinjaman (pembelian pupuk)," terangnya.
Selain itu, lanjut Anang, pihaknya akan mengajari petani cara membuat nutrisi tanaman yang ideal mirip untuk model pertanian hidroponik. Termasuk pula mengajari dalam pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah. (WEB)