Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Masyarakat Papua Demo Kantor Natalius Pigai di Kuningan

Demonstrasi Masyarakat Papua di depan kantor Kemenkumham, Selasa (3/6/2025) (IDN Times / Lia Hutasoit)
Demonstrasi Masyarakat Papua di depan kantor Kemenkumham, Selasa (3/6/2025) (IDN Times / Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah masyarakat Papua berdemonstrasi di depan kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) kawasan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka datang ke kantor Kemenkumham, demi menyampaikan aspirasinya kepada Menteri HAM, Natalius Pigai.

Dari pantauan IDN Times, mereka berorasi, melayangkan keresahan mengenai pelanggaran HAM yang terjadi di tanah Papua. Menurut mereka, pelanggaran HAM terjadi di seluruh daerah Papua, bukan satu atau dua.

“Kami hadir di sini menyampaikan aspirasi, keresahan hati apa yang saat ini terjadi di tanah Papua. Tidak hanya di satu-dua daerah, tapi di seluruh tanah Papua. Pelanggaran HAM terjadi di mana-mana. Ibu-ibu dibunuh, anak-anak dibunuh," kata salah seorang orator dari mobil komando, Selasa (3/6/2025).

Terlihat ada beberapa pejabat Kementerian HAM di lokasi demonstrasi, namun massa aksi mendorong untuk bertemu dengan Natalius Pigai.

"Kami hanya ingin Natalius Pigai ada di depan, bukan perwakilan-perwakilan!" kata mereka.

Belakangan, memang terjadi dugaan pembunuhan yang menimpa seorang penyandang disabilitas bernama Mama Hetina Mirip. Dia tewas usai diduga terbunuh secara tragis di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.

Dia diperkirakan terbunuh pada 19 atau 20 Mei 2025 dan jenazahnya ditemukan oleh warga kampung dalam keadaan terkubur secara tidak layak. Kasus kematian ini terjadi usai penyerangan Pasukan TNI/Polri terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Hitadipa dan Sugapa pada 14 Mei 2025.

Komnas HAM Papua melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab kematian. Dari keterangan yang dikumpulkan, Komnas HAM Papua menyebut Hetina diduga salah satu korban operasi militer Satgas Habema.

"Secara umum, dari mitra kami di Intan Jaya, mereka kirim laporan ke saya. Ibu itu dibunuh lalu dikubur dengan cara yang tidak manusiawi, sehingga sebagian tubuhnya itu tidak bisa terkubur,” kata Frits.

"Sehingga, kemudian masyarakat di situ ketika melakukan pencarian dan menemukannya. Setelah tertembak, lalu dikubur dengan cara yang tidak manusiawi," lanjutnya.

TNI angkat bicara dan membantah telah membunuh Hetina. Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia, Mayor Jenderal TNI Kristomei Sianturi, menyebut Hetina tewas dibunuh TPNPB-OPM.

"Klarifikasi dari pihak berwenang dan masyarakat lokal menyatakan, Mama Hetina meninggal akibat kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata OPM, bukan oleh aparat TNI," kata Kristomei kepada IDN Times.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us