Megawati Berikan Duplikat Bendera Pusaka ke Gubernur se-Indonesia

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri menyerahkan bendera pusaka merah putih kepada Gubernur dan Pj Gubernur se-Indonesia, jelang peringatan HUT ke-79 RI.
Secara simbolis, Megawati menyerahkan duplikat bendera pusaka kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selain itu, dia juga menyerahkan salinan teks pidato Pancasila 1 Juni 1945 dan buku teks utama pendidikan Pancasila.
Dalam acara tersebut, Megawati menceritakan duplikat bendera pusaka itu merujuk pada Sang Saka Merah Putih yang pertama dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Bendera itu dibuat ibunya, Fatmawati.
1. Megawati ceritakan pernah jadi anggota Paskibraka

Megawati kemudian menceritakan pengalamannya pernah menjadi anggota Paskibraka. Menurutnya, menjadi seorang Paskibraka tidaklah mudah.
"Sekitar saya umur SMA, itu langsung merasa diberi beban. Bebannya apa? Saya mikir bahwa ini hidup mati bendera ini itu berada di tangan saya. Jadi saya sudah janji sama teman-teman saya waktu itu, kita mesti betul-betul bagus kelihatannya, ketika membawanya, merasa gitu, aku batik pada negeri, gitu," ujar Megawati dalam keterangannya yang disiarkan di kanal YouTube BPIP, Senin (5/8/2024).
2. Megawati ceritakan Sukarno pernah jadi tahanan politik era Suharto

Kemudian, Megawati menceritakan Presiden pertama RI, Sukarno pernah menjadi tahanan politik di era Presiden ke-2 RI, Suharto. Ketika itu, terjadi De-Sukarnoisasi.
"Saya tidak punya masalah lho sama beliau (Suharto) secara pribadi, tapi ini adalah fakta sejarah yang saya ceritakan. Jadi bukan saya provokator. Saya bingung sendiri juga, niatnya De-Soekarnoisasi apa? Hanya nahan bapak saya, kami keluarga kena juga, gak boleh sekolah, enggak boleh kuliah," kata dia.
3. Megawati berharap peristiwa serupa tak terjadi lagi

Lebih lanjut, Megawati berharap, peristiwa serupa tak terjadi lagi. Megawati pun berpesan kepada pemimpin negeri untuk mengikuti aturan yang ada di konstitusi.
"Masa mau begitu lagi, katanya ideologi Pancasila. Mbok ikuti aturan republik ini, jangan main-main lagi. Coba toh masa kita mau dibuat seperti itu lagi? Ya gak lah," imbuhnya.