Menag: Libur Lebaran Mulai 21 Maret untuk Hindari Penumpukan Pemudik

- Menteri Agama majukan libur sekolah menyambut Lebaran 1446 H/2025 M dari 24 Maret menjadi 21 Maret untuk hindari penumpukan pemudik.
- Harapannya, perpanjangan musim liburan bisa mengantisipasi tingginya arus balik mudik lebaran agar tidak membludak pada hari-hari berikutnya.
- Kementerian Agama optimalkan peran masjid sebagai posko Lebaran dengan menyediakan air minum gratis dan berbagai fasilitas bagi pemudik.
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengungkap alasan dimajukannya jadwal libur sekolah dalam menyambut Lebaran 1446 H/2025 M. Semula, libur Lebaran yang dijadwalkan jatuh pada 24 Maret 2025. Kini dimajukan menjadi 21 Maret 2025.
Ia menjelaskan, jadwal libur lebaran dimajukan untuk mengindari penumpukan pemudik.
"Tujuan yang pertama ya, kan ini kan ada tanggal 29 (Maret). Itu hari Nyepi, Hindu kan. Nah sementara, kalau enggak salah nanti, tanggal 31 (Maret) diperkirakan nanti akan Lebaran Idul Fitri. Jadi penumpukan itu sekitar 52 persen penduduk Indonesia itu akan bergerak mudik, Dikali jumlah penduduk Indonesia. Itu menurut data dari Kementerian Perhubungan ya, itu akan mudik," kata dia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
"Nah bayangkan kalau tumpah ruah pulang ke daerahnya masing-masing dalam jumlah besar seperti itu, itu pasti akan banyak masalah kan," sambungnya.
1. Arus balik mudik diharapkan bisa lebih longgar

Nasaruddin berharap, dengan diperpanjangnya musim liburan ini bisa mengantisipasi tingginya arus balik mudik lebaran.
"Kalau diperpanjang musim liburnya, menjadi 21 (Maret) sampai tanggal 8 (April) itu, berarti sekitar 20 harian itu ya, termasuk dengan libur bersama itu. Nah itu kan akan menambah panjang rentang mudik itu, sehingga nanti tidak membludak pada hari-hari berikutnya," tutur dia.
2. Kemenag optimalkan peran masjid sebagai posko lebaran

Ditemui terpisah, Nasaruddin sempat memastikan, Kementerian Agama juga berupaya membantu kelancaran mudik dengan mengoptimalkan peran masjid sebagai posko Lebaran di jalur-jalur yang dilalui pemudik.
"Masjid-masjid yang dilewati jalur pemudik itu diharapkan menyiapkan air minum gratis, karena di dalam hukum Islam itu, musafir itu adalah mujahid, musafir itu sangat berpahala kita kalau kita beri makan dan beri minum," kata sosok yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
3. Pengurus masjid diimbau sediakan berbagai fasilitas untuk pemudik

Selain air minum gratis, Menag juga mengimbau pengurus masjid untuk menyediakan berbagai fasilitas bagi pemudik, seperti dapur kecil bagi ibu menyusui, tempat istirahat, kamar khusus perempuan, serta ruang untuk mengisi daya handphone atau motor listrik.
"Kami mencoba untuk berkoordinasi dengan para pengurus masjid agar diperbaiki toiletnya, karena kalau kita mengandalkan semuanya di rest area, di tol-tol tertentu, itu nanti akan terjadi penumpukan. Jadi nanti kita akan menciptakan satu kondisi di masjid itu juga sebagai tempat pemberhentian yang paling bagus," bebernya.