Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendes Ajak Kades Manfaatkan Lahan Tidur buat Swasembada Pangan

Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto minta kepala desa manfaatkan lahan tidur untuk program swasembada pangan. (dok. Humas Kemendes)
Intinya sih...
  • 20 persen dana desa dialokasikan untuk ketahanan pangan.
  • Mendes Yandri mendorong optimalisasi lahan tidur untuk meningkatkan produksi pangan dan ekonomi desa.
  • Program makan siang bergizi gratis akan didukung oleh kementerian dengan alokasi dana dari total dana desa sebesar Rp71 triliun.

Jakarta, IDN Times - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mendorong pemanfaatan lahan tidur dengan lebih efisien. Hal itu bisa dilakukan buat meningkatkan produktivitas pertanian warga.

Yandri menyebut, optimalisasi lahan tidur diharapkan bisa meningkatkan produksi pangan. Upaya itu juga bisa membuka peluang ekonomi baru bagi desa, termasuk mendukung program swasembada pangan.

Hal tersebut disampaikan Mendes Yandri dalam agenda audiensi Menteri Desa dan Pembangunan Daerah bersama Kades dan Camat se-Kabupaten Muaro Jambi, di Desa Sakean, Kecamatan Kumpeh Ulu, pada Minggu, (5/1/2025).

"Kami mohon kepada para Kades dan Camat mohon untuk fokus pada ketahanan pangan melalui badan usaha milik desa yang dibantu pendamping desa. Ada lahan tidur banyak, maka jika semua desa ini berhasil, maka swasembada pangan semakin cepat kita capai," ungkapnya. 

1. Petani diharapkan ikut hilirisasi produk

Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto minta kepala desa manfaatkan lahan tidur untuk program swasembada pangan. (dok. Humas Kemendes)

Waketum PAN itu juga meminta agar para petani dan nelayan desa di Muaro Jambi dapat mengembangkan hilirisasi produk. Misalnya pada sektor produksi pertanian dan perikanan.

Ia meminta, hilirisasi di bidang pertanian dan peternakan tak hanya fokus pada peningkatan nilai tambah, tetapi juga pengelolaan dan pemasaran efektif, bahkan merambah ke pasar internasional.

Hal ini diyakini dapat membantu produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Sehingga kesejahteraan petani juga semakin meningkat.

"Kita harapkan para petani, nelayan, dan peternak di desa tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tetapi juga berpartisipasi dalam hilirisasi produk, seperti mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah," kata mantan Wakil Ketua MPR RI ini.

"Misalnya, hasil pertanian seperti jagung dan singkong dapat diolah menjadi berbagai produk turunan yang bisa dipasarkan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional," imbuhnya.

2. Program MBG penting tingkatkan kesehatan masyarakat desa

Mendes PDT Yandri Susanto menyatakan 20 persen dari Rp71 triliun dana desa akan dialokasikan untuk program MBG. (Dok. Humas Kemendes PDT)

Lebih jauh, menurut Yandri, keberhasilan pembangunan nasional sangat bergantung pada seberapa jauh masyarakat berhasil merealisasikan tujuan pembangunan kesehatan warga, khususnya bagi generasi muda di desa-desa.

Sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan di tingkat desa, Yandri menilai kades dan pendamping desa memiliki peran sangat penting dalam mengidentifikasi, mencegah, dan menangani masalah gizi di masyarakat.

"Di samping itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa pangan yang kita konsumsi berkualitas dan bergizi. Program makan siang bergizi bagi masyarakat desa adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat desa," kata dia.

3. 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan

Menteri Desa Yandri Susanto menggandeng Jam Intel Kejagung agar kepala desa mudah menjalankan dana desa. (dok. Humas Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal)

Sebelumnya, Yandri memastikan, sebanyak 20 persen dari total dana desa sebesar Rp71 triliun akan dialokasikan untuk mendukung program ketahanan pangan, termasuk makan bergizi gratis. Yandri mengatakan untuk mendukung program makan bergizi gratis, kementeriannya akan mendorong desa-desa supaya bisa menyuplai bahan bakunya. 

Ia mengatakan, nantinya akan ada desa yang secara khusus memproduksi padi, jagung, ikan nila, melon dan lain sebagainya.

"Saya laporkan 20 persen dari Rp71 triliun dana desa tahun 2025 untuk ketahanan pangan. Jadi kita akan menyukseskan makan siang bergizi," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us