Mendikdasmen Sudah Buat Surat Edaran ke Sekolah, Cegah Pelajar Demo

- Surat edaran diterbitkan kepada kepala dinas pendidikan di tiap provinsi
- Sebanyak 629 anak ditangkap Polda Metro Jaya dalam aksi demo sepekan terakhir
- Satu dari 10 orang yang tewas dalam aksi demo adalah pelajar
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, sudah menerbitkan surat edaran (SE) kepada kepala dinas pendidikan di tingkat provinsi agar mengajak para pelajar untuk fokus terhadap kegiatan belajar dari pada ikut aksi demo. Ia pun sudah mendengar ada banyak pelajar yang ikut dalam aksi demonstrasi besar-besaran pada pekan lalu.
Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya saja, ada 202 anak yang ditangkap karena ikut aksi demo di depan gedung DPR pada Senin, 25 Agustus 2025.
"Memang sebaiknya para pelajar ini kalau ada aspirasi demokrasi sebaiknya disalurkan melalui cara-cara yang lebih pas lagi begitu. Maksud saya cara yang lebih pas yakni cara yang lebih damai atau bagaimana caranya tanpa harus meninggalkan sekolah," ujar Mu'ti di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/9/2025).
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menggarisbawahi tak melarang aksi demo. Sebab, unjuk rasa merupakan hak konstitusi setiap warga negara yang dilindungi oleh undang-undang.
"Tetapi, kita kan juga harus melihat situasi dan kondisi. Sehingga kami berharap agar para guru, kepala sekolah, para kepala dinas memberikan pembinaan agar aktualisasi demokrasi anak-anak kita sebaiknya disampaikan dengan cara-cara yang lebih damai," tutur dia.
1. Surat edaran diterbitkan kepada kepala dinas pendidikan di tiap provinsi

Lebih lanjut Mu'ti mengatakan, surat edaran untuk mencegah para pelajar ikut turun ke jalan dan berdemonstrasi telah disampaikan kepada masing-masing kepala dinas pendidikan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Ia berharap, masing-masing kepala dinas di daerah meneruskan surat edaran tersebut ke tiap sekolah.
"Pemantauan aktivitas (siswa) nanti oleh masing-masing sekolah," ujar Mu'ti.
Dalam pandangannya, para siswa sebaiknya fokus untuk belajar dan meraih cita-cita, supaya masa depan mereka lebih cerah.
2. Sebanyak 629 anak ditangkap Polda Metro Jaya dalam aksi demo sepekan terakhir

Sementara, Polda Metro Jaya telah menangkap 1.240 orang dalam demonstrasi yang berlangsung pada periode 25-31 Agustus 2025 di depan Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat. Jumlah tersebut terdiri dari 611 orang dewasa dan 629 anak-anak.
Sebanyak 357 orang ditangkap pada 25 Agustus, 814 orang pada 28 dan 29 Agustus, serta 69 orang pada 31 Agustus. Dari total orang yang diringkus, 1.113 orang telah dipulangkan, sedangkan sisanya masih menjalani proses hukum di Polda Metro Jaya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengatakan, 22 orang dari mereka ditemukan positif mengonsumsi narkoba. "Hasil pemeriksaan menunjukkan ada 22 orang positif narkoba, dengan rincian 14 positif sabu, tiga ganja, dan lima benzoat," ujar Ade Ary lewat keterangan tertulis pada Senin, 1 September 2025.
Selama demonstrasi berlangsung, polisi juga menerima sembilan laporan pidana dan telah menetapkan sepuluh orang sebagai tersangka. "Sembilan orang sudah ditahan, sementara satu orang masih dalam pencarian," katanya.
3. Satu dari 10 orang yang tewas dalam aksi demo adalah pelajar

Sementara, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat, ada 10 korban meninggal dunia akibat aksi demonstrasi yang terjadi pada periode 25-31 Agustus 2025. Ketua Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan, korban tersebut berasal dari empat daerah, yakni Jakarta, Makassar, Solo, dan Yogyakarta.
Bahkan, satu dari 10 korban meninggal itu masih berstatus pelajar SMK. Ia adalah Andika Lutfi Falah (16 tahun) yang meninggal usai ikut demo di depan Gedung DPR, Senayan.
Berikut data korban meninggal dunia akibat aksi unjuk rasa pada 25, 28, 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di sejumlah daerah:
1. Affan Kurniawan di Jakarta
2. Sari Nawati di Makassar
3. Sauful Akbar di Makassar
4. M. Akbar Basri di Makassar
5. Rusma Diansyah di Makassar
6. Sumari di Solo
7. Reza Sandy Pratama di Yogyakarta
8. Andika Lutfi Falah di Jakarta
9. Iko Juliarto Junior di Semarang
10. Korban di Manokwari dengan identitas masih sedang dikumpulkan oleh Komnas HAM