Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengawal Jemaah Demensia, Ikhtiar Melayani Tamu Allah

Ilustrasi jemaah haji. (dok. Kemenag)
Ilustrasi jemaah haji. (dok. Kemenag)
Intinya sih...
  • Rusmin Kasdi tersesat dan mengalami kelelahan saat mencari terminal bus, akhirnya ditemukan oleh petugas di pelataran Masjidil Haram.
  • Rusmin terluka dan dehidrasi setelah berjalan lebih dari dua kilometer, dibawa ke pos kesehatan untuk perawatan sambil menunggu rombongannya menjemput.
  • Jumlah pasien demensia meningkat selama ibadah haji, dengan 12 dari 57 pasien yang dirawat adalah penderita demensia di atas usia 60 tahun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makkah, IDN Times - Rusmin Kasdi muncul dari kerumunan jemaah yang akan menuju ke Masjidil Haram. Langkahnya terseok. Sementara tangan kiri meraba tepian pembatas jalan, tangannya kanannya memegang sebuah kantong plastik hitam. Wajahnya merengut. 

''Aku pe muleh (saya mau pulang),'' jawabnya ketus saat ditanya oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang mengikutinya, Jumat (31/5/2024) dini hari.

Rusmin jelas salah arah. Bukannya menuju terminal Syib Amir tempat para jemaah menumpang bus menuju hotel, ia justru berjalan ke arah Masjidil Haram.

Sesekali ia berhenti mengambil napas panjang. Meski terlihat kelelahan, Rusmin menolak air minum yang diberikan petugas. Ia memilih tetap melaju dengan langkah ringkihnya. '

'Ora usah melu aku (tidak usah membuntutiku),'' kata dia sambil terus berlalu. 

1. Di depan Masjidil Haram Rusmin malah melipir ke arah lain

Rusmin Kasdi saat didampingi oleh petugas haji di Masjidil Haram. Dokumentasi Media Center Haji
Rusmin Kasdi saat didampingi oleh petugas haji di Masjidil Haram. Dokumentasi Media Center Haji

Sesampainya di pelataran Masjidil Haram, Rusmin memilih melipir ke kiri, ke arah terminal Bab Ali. Beruntung, di sana berjaga seorang petugas bernama Fredy Jaguar. Ia mengikuti langkah Rusmin hingga nyaris menuju ke jalan besar di daerah itu. Kepada Fredy, Rusmin berkukuh ingin menuju ke terminal Purwokerto, mencari bus untuk pulang.

"Saya ikuti terus. Saya tawari balik gak mau. Yang bahaya kalau nanti dia menerobos ke jalan besar, banyak bus,'' kata Fredy. 

Fredy tahu ia tak bisa memaksa. Menurut dia, jemaah yang sedang mengalami demensia atau penurunan daya ingat seperti Rusmin sedang tidak menjadi dirinya sendiri.  

Sebelum sampai di lorong bus, Rusmin akhirnya menepi karena kelelahan. Kain ihram yang disandangnya tiba-tiba berlumuran darah. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan Fredy untuk mendekati Rusmin. Perlahan ia membuka obrolan dengan pria asal Purworejo, Jawa Tengah tersebut. 

Dari dekat, Fredy tahu bahwa darah yang berada di kain ihram Rusmin berasal dari luka akibat kateter atau alat bantu kencing. Sementara di dalam plastik hitam yang ia tenteng sedari tadi adalah kantung kateter yang berisi urinnya.

''Mungkin tergores atau gimana, jadinya keluar darah. Beliau langsung lemas, demam tinggi, saya langsung menghubungi petugas kesehatan,'' kata dia. 

Dari hasil pemeriksaan, suhu tubuh Rusmin mencapai 40 derajat celcius. Ia juga lemas karena dehidrasi atau kekurangan cairan. Kata Fredy, Rusmin telah berjalan lebih dari dua kilometer. Tim kesehatan pun langsung membawa Rusmin ke pos kesehatan terdekat. Di sana, ia mendapatkan perawatan sambil menunggu rombongannya menjemput. 

2. Pukul 6 pagi, Rusmin akhirnya bertemu dengan rombongannya

Rusmin akhirnya bersedia dievakuasi ke pos jaga. Dokumentasi Media Center Haji
Rusmin akhirnya bersedia dievakuasi ke pos jaga. Dokumentasi Media Center Haji

Sekitar pukul 06.00 waktu Arab Saudi, Rusmin akhirnya bertemu dengan rombongannya dan diantar pulang ke hotel. Dari keterangan anggota rombongan, Rusmin tidak terpisah. Sejak awal memang dia dipesankan jasa kursi dorong untuk melaksanakan umrah wajib. Maklum, usianya sudah kepala tujuh dengan kondisi kesehatan yang cenderung menurun. Rusmin pun rampung terlebih dahulu daripada anggota rombongannya. Oleh pendorong, ia lalu diantar ke pos awal.

''Nah, kondisi di pos itu kan crowded, mungkin dia pusing atau gimana, belum lagi menahan sakit. Ternyata dia punya sakit prostat,'' ujarnya.

''Karena itulah ia kemudian kabur meninggalkan pos jasa dorong dalam kondisi demensia. Tapi yang penting, alhamdulillah sudah kembali. '' imbuh Fredy. 

Bukan malam ini saja, hampir tiap hari Fredy mengaku berhadapan dengan jemaah haji demensia yang terpisah dari rombongan. Kuncinya, kata dia, adalah sabar.

''Ya kita anggap sebagai orangtua kita sendiri,'' ujarnya. 

Demensia memang menjadi salah satu perhatian khusus dalam penyelanggaraan ibadah haji. Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Enny Nuryanti, mengatakan, tren jumlah pasien demensia meningkat. Dari 57 pasien yang dirawat, 12 di antaranya adalah demensia. Mayoritas pasiennya adalah lansia. 

"Untuk yang demensia di atas 60 tahun, ada yang 70 tahun dan 80 tahun," ujarnya, Selasa (28/05/2024).

3. Ada banyak cerita jemaah demensia di Arab Saudi

Ilustrasi jemaah haji. (dok. Kemenag)
Ilustrasi jemaah haji. (dok. Kemenag)

Cerita yang sama juga dituturkan oleh petugas haji lain, Iwan Hermawan. Selama bertugas di Masjidil Haram, Iwan mengaku kerap menemui jemaah demensia.

Beberapa hari lalu misalnya, ia menjumpai seorang ibu berusia 65 tahun dalam kondisi linglung. Perempuan itu menghampiri pos jaga petugas di terminal Syib Amir. Dia datang dengan menunjuk salah satu gedung di dekat terminal. 

"Katanya itu rumahnya. Ngotot mau ke sana,'' ujar Iwan menirukan ucapan perempuan itu. 

Beberapa kali Iwan merayu, sesering itu pula tawarannya ditolak. Lantaran tak bisa dicegah, Iwan pun memilih mengawalnya sambil menjaga keselamatan perempuan itu. Tak habis akal, Iwan lalu membujuk ibu itu untuk video call sang anak.

''Ia mau video call, tapi setelah itu tetap ngotot menuju gedung yang ia tunjuk tadi. Katanya yang di HP bukan anaknya, cuma gambar.''

Beruntung, tak lama setelah itu, sang anak tiba di pos. Seketika ibu itu langsung merangkul dan menangis. Kesadarannya pun perlahan pulih. '

'Yang penting kita layani saja. Mereka ini istimewa, mereka kan tamu Allah,'' ujar Iwan.  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Faiz Nashrillah
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us