Menhan Siapkan 3 Helikopter untuk Mobilitas Kesehatan Warga Sumatra

- Menteri Kesehatan membutuhkan 300 dokter selama 3 bulan di Sumatra untuk menangani pengungsi banjir
- KSAD siapkan 27 jembatan Bailey untuk wilayah yang akses daratnya terputus
- Kepala BNPB butuh anggaran Rp51,82 triliun pemulihan bencana Sumatra, dengan estimasi biaya pemulihan di Aceh sekitar Rp25,41 triliun dan di Sumatra Utara sekitar Rp12,8 triliun
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan pihaknya telah menyiagakan tiga helikopter khusus untuk mobilitas warga terkait perawatan kesehatan. Tiga helikopter itu bukan termasuk jajaran alutsista yang dimiliki oleh TNI untuk mendistribusikan bantuan ke warga di tiga provinsi di Sumatra.
"Kami sudah menyediakan tiga helikopter independen yang terdiri satu kekuatan yang kami terima. Lalu, dua helikopter lainnya kami sewa. Ini diperuntukan menjadi tim kesehatan mobil di tiap provinsi. Sifatnya independen," ujar Sjafrie seperti dikutip dari keterangan video di akun media sosial pada Senin (8/12/2025).
Purnawirawan jenderal bintang empat itu mengatakan helikopter itu khusus berkeliling ke tempat pengungsi untuk mengatasi warga korban banjir bila mengeluh sakit. Masing-masing helikopter akan disiapkan di tiap provinsi.
"Kami siapkan ini beserta awak (helikopter). Oleh sebab itu, kami berharap bantuan dari Menteri Kesehatan, kalau bisa ada dokter, ini sangat membantu. Supaya dia yang turun ke tempat-tempat pengungsi untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan," tutur dia.
Sedangkan, Badan Pemeliharaan dan Perawatan Kesehatan (Baharwat) menyediakan beberapa jenis obat untuk pengobatan para pengungsi. Sjafrie menekankan perlunya pengecekan kesehatan terhadap pengungsi karena sudah mulai muncul keluhan sejumlah penyakit pasca dihantam banjir.
1. Menteri Kesehatan butuh 300 dokter selama 3 bulan di Sumatra

Sementara, di dalam rapat terbatas di Aceh pada Minggu malam kemarin, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin meminta agar disediakan 300 dokter selama tiga bulan ke depan untuk menangani pengungsi banjir di Sumatra. Ia mengatakan angka itu untuk mengisi kekurangan jumlah tenaga kesehatan yang ada di tiga provinsi tersebut.
"Kami kekurangan dokter karena dokter di sana juga menjadi korban. Jadi, saya minta tolong juga Pak Menhan, kalau boleh, saya butuh 300 dokter untuk tiga bulan ke depan. Untuk ngisi saja (kekurangan dokter)," ujar Budi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu kemarin.
Alasan permintaan tambahan dokter disampaikannya kepada Menhan Sjafrie lantaran doker dari TNI dan Polri lebih mudah untuk dimobilisasi. "Kalau boleh, saya pinjam dulu tiga bulan. Nanti, uangnya kami carikan dari saya (Kemenkes). Supaya bisa didrop di puskesmas terpencil," tutur dia.
2. KSAD siapkan 27 jembatan Bailey untuk lokasi bencana

Sementara, di rapat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan pihaknya siap mengerahkan 27 jembatan bailey di wilayah yang akses daratnya terputus. Jembatan itu merupakan jenis jembatan sementara yang terbuat dari panel logam yang mudah dipasang dan dipindahkan.
"Sekarang, yang bisa kami kerahkan 27 (jembatan) Bailey. Sisa delapan lainnya akan dicari," ujar Maruli.
Delapan jembatan bailey itu merupakan permintaan langsung dari Presiden Prabowo Subianto ketika menggelar rapat terbatas di Aceh,
Di sisi lain Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menjanjikan akses ke Kabupaten Bener Meriah, Aceh sudah tersambung pada akhir Desember 2025.
3. Kepala BNPB butuh anggaran Rp51,82 triliun pemulihan bencana Sumatra

Sementara, Kepala Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto memperkirakan biaya pemulihan pascabencana di tiga provinsi mencapai Rp51,82 triliun.
Kami laporkan secara nasional dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dengan penjumlahan dari tiga provinsi estimasi yang diperlukan dana adalah Rp 51,82 triliun," ujar Suharyanto.
Di Aceh, estimasi biaya pemulihan mencapai sekitar Rp 25,41 triliun. Di provinsi tersebut, terdapat 37.546 rumah yang mengalami kerusakan, mulai dari rusak ringan, sedang, hingga berat.
Kerusakan juga terjadi pada berbagai fasilitas publik, seperti jembatan, jalan, tempat ibadah, sekolah, pondok pesantren, rumah sakit, dan puskesmas.
Selain itu, sektor pertanian turut terdampak, meliputi lahan tanaman pangan, ternak, sawah, kebun, tambak, serta sejumlah kantor pemerintahan.
"Tadi dari Bapak Menteri PU (Pekerjaan Umum), khusus untuk Aceh saja, pemulihan sampai dengan saat ini kondisi seperti semula membutuhkan anggaran Rp 25,41 triliun," tutur jenderal bintang tiga dari TNI Angkatan Darat (AD) itu.
Sedangkan, pemerintah memerlukan anggaran sekitar Rp 12,8 triliun guna memperbaiki kerusakan yang terjadi di Sumatra Utara.
Suharyanto menekankan bahwa angka tersebut masih bersifat dinamis dan kemungkinan berubah mengikuti perkembangan penanganan di lapangan.


















