Menikmati Fenomena Seni dan Perkembangan Artistik dalam 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of A Rainbow'

Oleh Valeria Dante
JAKARTA, Indonesia — Setelah sukses menggelar pameran inaugural bertajuk Seni Berubah. Dunia Berubah. pada November 2017 lalu, Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (MACAN) kembali menggelar pameran yang menonjolkan seni kontemporer global.
Kali ini giliran seniman asal Jepang, Yayoi Kusama untuk memperlihatkan karyanya kepada masyakarat Indonesia dalam pameran survei dengan tajuk Yayoi Kusama: Life is the Heart of A Rainbow yang akan digelar pada 12 Mei 2018 hingga 9 September 2018.
Museum MACAN merupakan lokasi ketiga dan terakhir dari pameran internasional ini yang sebelumnya telah digelar di National Gallery Singapore (NGS) dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art di Australia (QAGOMA). Pameran survei merupakan pameran yang membahas tema tertentu dan kali ini berfokus pada perkembangan artistik sang seniman selama kurang lebih 70 tahun ia berkarya.
“Yayoi Kusama adalah salah satu seniman kontemporer abad 21 yang paling ikonik dan bersirkulasi di antara kaum muda. Museum MACAN memberi kesempatan bagi masyarakat Indonesia dan regional untuk melihat dan mengalami secara langsung karya-karya kompleks Kusama,” jelas Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto dalam media preview yang digelar di AKR Tower, Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin, 7 Mei 2018.
Selain itu menurut Fenessa Adikoesoemo selaku Chairwoman Museum MACAN, pihak museum memilih Kusama atas konsistensinya dalam mempertahankan eksistensi sebagai seniman wanita ikonik dengan karya-karya yang mengukuhkan posisinya sebagai tokoh seni kontemporer masa kini.
Aaron menambahkan, pameran ini melihat konteks historikal dan perkembangan visual Yayoi Kusama sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengerti dari mana ide-idenya berasal serta turut mendalami metode, ide, dan inspirasi sang seniman.
Menelisik perkembangan artistik Kusama
Menampilkan sekitar 130 karya seni sang seniman selama tujuh dekade terhitung dari 1950-an, Life is the Heart of a Rainbow merupakan pameran terbesar yang menampilkan karya Yayoi Kusama yang pernah digelar di Indonesia. Di antaranya merupakan koleksi lukisan, patung, karya di atas kertas, serta lima instalasi seni.
Pameran ini dibagi menjadi beberapa bagian dan diurutkan secara historikal sehingga pengunjung dapat melihat perubahan dalam karya seni Kusama serta menggambarkan kreativitas dan periode-periode penting dalam kariernya. Periode-periode ini menelurusi perkembangan Kusama dimulai dari masa lalunya di Jepang pada 1950-an, New York pada 1960-an, dan kemudian kembali ke Jepang pada 1973 hingga sekarang.

Pengunjung disambut dengan karya-karya yang menjelajahi motif ikonik sang seniman yakni jaring, polkadot, dan labu. Dimulai dari bagian Early Works yang menampilkan karya terawal Kusama setelah ia mempelajari seni lukis khas Jepang, nihonga, di Kyoto Municipal School of Arts and Craft pada 1940-an. Sejak kecil, Kusama kerap mengalami halusinasi yang kemudian ia tuangkan dengan berkesenian, gaya lukis realisnya pun kemudian berubah menjadi non-figuratif dan abstrak.
Kemudian bagian Infinity Nets merupakan tema karya Kusama sejak akhir 1950-an saat ia hijrah ke Amerika Serikat di mana ia mengembangkan gaya minimalisme dengan perspektif tidak beraturan. Setelah kembali ke Jepang, pada 1977 Kusama memilih untuk secara permanen pindah ke sebuah rumah sakit jiwa di Tokyo. Namun, ia tetap berkarya dengan membangun studio tepat di seberang jalan, di sinilah motif-motif polkadot, bunga, dan labu andalannya kembali bermunculan dalam karyanya. Pada masa-masa ini Kusama juga kerap membuat patung-patung lunak dan karya-karya berskala besar.
Salah satu bagian paling menarik dalam pameran ini merupakan My Eternal Soul. Bagian terakhir ini merupakan seri lukisan Yayoi Kusama yang dimulai dari 2009 dan masih berkelanjutan hingga kini. Saat ini, sudah lebih dari 500 lukisan yang ia hasilkan dengan warna-warna cerah dan bernuansa ilusi optik. Sejumlah 24 lukisan dari seri ini yang dipertunjukkan dalam pameran ini telah dipilih langsung oleh Kusama.
Tak hanya itu, pameran kedua Museum MACAN ini juga menyuguhkan salah satu instalasi seni interaktif terpopuler Kusama yakni The Obliteration Room yang ditampilkan di lantai 6 museum. Karya interaktif ini lahir dari halusinasinya akan polkadot yang menyelubungi segala permukaan yang ia lihat, bahkan menjulur memenuhi tubuhnya. Pengunjung dapat menempelkan stiker polkadot warna-warni di seluruh permukaan instalasi ini.
Pengunjung yang ingin menikmati pameran karya Yayoi Kusama ini bisa memilih dari antara dua periode pameran. Batch pertama mulai 12 Mei sampai 14 Juni, antara pukul 10:00 WIB hingga 20:00 WIB. Batch kedua dibuka pada 18 Juni sampai 9 September. Tiket bisa diperoleh di website ticket.museummacan.org. Untuk pengunjung dewasa, harga tiket Rp 100 ribu. Untuk lansia dan pelajar Rp 90 ribu, sementara untuk anak-anak Rp 80 ribu.
—Rappler.com