Menkes Dorong Masyarakat Mau Divaksin Polio

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mendorong masyarakat agar mau divaksin polio. Vaksin gencar diberikan karena kasus polio di Indonesia kembali muncul.
Budi meyakini, pemberian vaksin polio bisa segera tercapai sesuai target. Dia pun mencontohkan bagaimana pemerintah berupaya memberikan vaksin COVID-19 di awal kasus dan bisa mendekati target.
"Walaupun saya bilang, pengalaman pada saat COVID kemarin kan imunisasinya kurang. Jadi kita harus kejar, tapi alhamdulillah sekarang laporannya sudah 95 persen dari targetnya," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/2/2024).
1. Pemberian vaksin polio sudah selesai

Budi menerangkan, pemberian vaksin polio tahap pertama sudah selesai. Kementerian Kesehatan juga sedang menyiapkan vaksin polio untuk diberikan pada tahap kedua.
"Pertama kan sudah selesai, kedua sekarang kita lagi dorong, Lalau yang saya dengar sih di daerah-daerah Jatim itu ramai dan vaksin sekarang sudah siap. Tadi pagi saya sudah ketemu sama teman-teman dari UNICEF, dia apresiasi outbreak polio kita ditangani dengan baik," ucap dia.
Dalam kesempatan itu, Budi berharap tak ada kasus polio kembali terjadi di Indonesia.
"Ya kita berdoa, tapi memang kemarin waktu COVID itu kita identifikasi ada beberapa daerah selain di Aceh, kemudian di Madura yang kurang. Nah saya minta langsung di-cover saja, diberikan tambahan," kata dia.
2. Istri Ganjar sempat soroti kasus polio di Jatim

Sebelumnya, istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh, saat berkampanye menghadiri istigasah di Surabaya, Jawa Timur, menyoroti kejadian luar biasa (KLB) polio di Jawa Timur.
"Sekarang kan (statusnya) KLB ya, jadi perlu kewaspadaan dari seluruh pihak agar status ini benar-benar bisa ditahan," ujar Siti Atikoh dalam keterangannya.
3. Kurang imunisasi

Siti Atikoh menduga, KLB polio yang terjadi di Jawa Timur karena kurangnya imunisasi. Terlebih, selama pandemik COVID-19 pemerintah dan masyarakat juga fokus ke imunisasi virus Corona.
"Mungkin kita agak kecolongan kemarin ketika pandemik, sehingga imunisasinya itu coverage kurang," ucap dia.