Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Retno: Anak Pekerja Migran Juga Berhak Dapat Pendidikan Terbaik

(Menlu Retno Marsudi ketika meninjau Sekolah Indonesia di Jeddah) Kementerian Luar Negeri

Jakarta, IDN Times - Dalam kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tiba-tiba meninjau secara mendadak Sekolah Indonesia yang berada di Jeddah pada Senin (4/3). Ini menjadi kunjungan pertama seorang Menlu ke sekolah itu sejak tahun 1964 lalu. 

Kepada pengajar dan siswa di sana, Menlu perempuan pertama di Indonesia itu mengatakan lokasi Sekolah Indonesia segera dipindah ke gedung lain yang lebih baik. Menurut mantan Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu, Retno mengatakan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, termasuk anak dari para pekerja migran. 

"Anak-anak Indonesia di luar negeri punya hak yang sama mengenyam pendidikan dengan teman-teman mereka di Indonesia. Tugas pemerintah lah yang memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan nyaman", kata Retno. 

Apalagi yang dilakukan oleh Retno di gedung sekolah itu? 

1. Menlu Retno menyempatkan berdialog dengan siswa di Sekolah Indonesia di Jeddah

(Menlu Retno Marsudi ketika sedang berdialog dengan siswa di Sekolah Indonesia di Jeddah) Kementerian Luar Negeri

Di dalam kunjungannya yang mendadak itu, Retno menyempatkan diri untuk berdialog dengan para siswa di sana. Di Sekolah Indonesia Jeddah terdapat sekitar 1.200 siswa dimulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak hingga SMA. 

Salah satu dialog yang menarik terjadi ketika Retno bertanya kepada seorang siswa berusia 5 tahun bernama Albar. 

"Bisa menyanyi?," tanya Retno kepada Albar. 
"Bisa dong", jawab Albar (5), siswa Taman Kanak-Kanak Sekolah Indonesia Jeddah (TK -SIJ)
"Coba lagu apa?," tutur Retno lagi. 
"Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku.....", ujar Albar menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang.

2. Di Sekolah Indonesia Jeddah juga terdapat anak dari pekerja migran

ilustrasi Menlu Retno Marsudi bersama siswa SD di Sekolah Indonesia di Jeddah (dok. Kementerian Luar Negeri)

Menurut informasi dari Kementerian Luar Negeri, dari ribuan anak yang terdaftar di sekolah itu, juga ada anak para pekerja migran. Mereka tengah mencari nafkah di Arab Saudi. 

"Tidak sedikit dari anak-anak itu yang tidak memiliki izin tinggal resmi, bahkan identitas," kata juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir dalam keterangan tertulis pada Selasa (5/3). 

Sekolah Indonesia Jeddah yang dibangun sejak tahun 2003 lalu masih menempati gedung sewaan. Pemerintah, kata Arrmanatha masih mencari gedung yang lebih baik agar proses belajar mengajar dapat berlangsung lebih baik. Selain di Jeddah, ada pula Sekolah Indonesia di Riyadh dan Mekkah. 

3. Indonesia membangun community learning centre di Malaysia

Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). (ANTARA FOTO/Reza Novriandi)

Selain di Saudi, anak pekerja migran juga banyak terdapat di Malaysia. Data dari BNP2TKI tahun 2018 mencatata ada sekitar 84 ribu anak pekerja migran di Negeri Jiran. Hampir sebagian besar dari orang tuanya bekerja di sektor konstruksi. Permasalahannya, kata Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, hampir semua pekerja di sektor konstruksi masuk ke Negeri Jiran bukan melalui pintu-pintu resmi. 

"Yang konstruksi itu banyak yang ilegal. Itu mereka banyak datang bersama anaknya, istrinya, kemudian beranak pinak di Malaysia dan tidak mempunyai kesempatan untuk sekolah," ujar Nusron kepada media pada tahun 2018 lalu. 

Pekerja Indonesia yang masuk bukan melalui pintu resmi, kata Nusron, sebagian besar tinggal dalam kondisi yang tidak layak. Mereka tinggal di bedeng-bedeng atau bangunan yang belum rampung. 

Walau begitu, Pemerintah Indonesia, tutur dia, tetap meminta kepada Malaysia agar diizinkan membangun pusat pembelajaran komunitas. Permintaan itu sudah disampaikan ketika Deputi PM Malaysia, Wan Azizah Wan Ismail berkunjung ke Indonesia dan bertemu Jokowi pada Oktober 2018 lalu. 

Deputi PM Wan Azizah, tutur Nusron belum mengabulkan permintaan tersebut. Namun, permintaan itu sudah dicatat oleh Pemerintah Malaysia dan akan dibahas lebih jauh. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us