Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

MenPANRB Temui Dubes Australia, Bahas Reformasi Birokrasi

Dok. Kementerian PANRB
Intinya sih...
  • Menteri PANRB Rini Widyantini bertemu Duta Besar Australia Penny Williams
  • Focus kerja sama Indonesia-Australia pada pemerintahan digital dan SDM
  • Kerja sama meliputi dukungan teknis, pengembangan kompetensi pegawai, aksesi Indonesia ke OECD, dan lainnya

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (MenPANRB), Rini Widyantini bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Penny Williams. 

Pertemuan ini membahas terkait kerja sama yang telah terjalin dan rencana penguatan antara pemerintah Indonesia melalui Kementerian PANRB dengan pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera).

1. Tiga topik utama kolaborasi: reformasi birokrasi, pelayanan publik, transformasi pemerintahan digital

Dok. Kementerian PANRB

Rini menyampaikan kerja sama Indonesia-Australia ini fokus pada bidang pemerintahan digital dan pengembangan sumber daya manusia. 

“Kami berterima kasih atas kerja sama dan dukungan yang telah terjalin sejak 2020 dan kami berharap ke depannya kerja sama ini terus berlanjut dan diperluas untuk dapat memberikan dampak besar terhadap implementasi pemerintahan digital dan SDM di Indonesia,” ungkap Menteri Rini di Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Untuk memperkuat kolaborasi yang telah terjalin, Rini meminta agar terdapat personil Prospera yang secara intens berkolaborasi dengan Kementerian PANRB untuk membahas dukungan teknis dalam berbagai topik, diantaranya reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan transformasi pemerintahan digital. Ketiga topik ini memainkan peranan penting dalam memperkuat tata kelola untuk pelayanan publik yang efektif.

“Dukungan personel Prospera yang ahli di bidang tersebut dapat membantu kami di Kementerian PANRB untuk merancang desain reformasi birokrasi untuk menciptakan pelayanan publik yang efisien bagi masyarakat Indonesia,” ujar Rini.

2. Sejalan dengan arahan Prabowo

Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT G20 di Rio de Janeiro Brasil (dok. Sekretariat Presiden)

Kerja sama berkelanjutan dengan Australia ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait reformasi birokrasi yang komprehensif untuk menciptakan pemerintahan yang responsif, efisien, dan fokus pada kebutuhan masyarakat. 

“Pemerintah Australia melalui Prospera dapat memberikan masukan melalui sudut pandang praktik terbaik global untuk mendukung pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik,” ujar mantan Sekretaris Kementerian PANRB ini.

3. Sejumlah kegiatan kolaborasi Indonesia dan Australia

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB), Rini Widyantini (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Pada tahun 2024 ini, terdapat tiga kegiatan yang didukung oleh pemerintah Australia. Kegiatan pertama adalah terkait dukungan teknis dalam project management office (PMO) pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk mendorong kerangka kebijakan pemerintah di Indonesia.

Di bidang kebijakan publik, juga dilakukan pengembangan kompetensi pegawai Kementerian PANRB, Badan Kepegawaian Negara (BKN), serta Lembaga Administrasi Negara (LAN). Selain itu juga dilakukan pembelajaran/benchmarking mengenai kesejahteraan ASN melalui Australian Public Service Commision (APSC).

Terkait dengan aksesi Indonesia sebagai anggota penuh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), dukungan dari Australia juga memainkan peranan penting. Dengan Kementerian PANRB ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk Public Governance Committee (PGC), maka Australia dapat membantu Indonesia untuk secara akurat menganalisis berbagai aspek dan memastikan reformasi yang dijalankan Indonesia selaras dengan standar internasional. 

Dukungan lainnya dilakukan melalui pengembangan kerangka kebijakan terkait Pengarusutamaan Gender (PUG) di Sektor Publik.

Selain itu, kerja sama dan kolaborasi dengan Australia juga dilakukan untuk Capability Review, yang merupakan kemampuan untuk mengukur kapabilitas instansi pemerintah dalam menentukan prioritas program kerja untuk perbaikan berkelanjutan. 

Kolaborasi lainnya juga dapat dilakukan dalam Analisis Dampak Kebijakan, yang merupakan proses sistematis untuk mengevaluasi potensi dampak dari kebijakan, program, atau proyek yang diusulkan pemerintah sebelum diimplementasikan. 

“Kami akan terus follow up kerja sama dengan Australia melalui Prospera ini melalui diskusi produktif untuk kemajuan pada pemerintahan digital, pengembangan SDM, hingga reformasi birokrasi, yang juga dapat mendukung aksesi Indonesia ke OECD,” pungkas Rini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us