Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menteri PPPA: Risiko Pekerja Anak Meningkat di Tengah Pandemik

Ilustrasi anak-anak menjadi manusia silver di tengah pandemik di Jalan Raya Caman, Bekasi (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengingatkan bahwa di tengah pandemik COVID-19 masih ada risiko penambahan pekerja anak. Menurutnya isu ini adalah isu serius yang mengancam hak anak.

"Pekerja anak berisiko putus sekolah, telantar dan masuk dalam situasi-situasi yang membahayakan dirinya," kata dia seperti dikutip melalui ANTARA, Rabu (23/6/2021).

1. Beda anak yang bekerja dan pekerja anak

Menteri PPPA Bintang Puspayoga (dok Humas KPPA)

Menurut Bintang hal ini bisa mengancam tumbuh kembang yang maksimal dari seorang anak. Contohnya adalah bagaimana mayoritas pekerja anak usia 15-17 tahun sudah tidak lagi bersekolah.

Dia mengatakan bahwa pekerja anak berbeda dengan anak yang bekerja, kategori anak yang bekerja dalam jangka waktu pendek di luar waktu sekolah dan tanpa unsur eksploitasi.

Sedangkan pekerja anak melakukan pekerjaan secara intens sehingga mengganggu dan membahayakan kesehatan, keselamatan dan tumbuh kembang anak.

2. Agustus 2020 ada 1,17 juta pekerja anak

Ilustrasi/Belajar bersama anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Bintang menjelaskan bahwa sejumlah upaya sudah dilakukan yang menghasilkan kemajuan, walaupun nyatanya angka pekerja anak di Indonesia masih memprihatinkan dan semakin mengkhawatirkan tengah pandemik COVID-19.

Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) pada Agustus 2020 ada sekitar 9,34 persen atau sekitar 3,36 juta anak usia 10-17 tahun bekerja. Di antara angka tersebut, terdapat 1,17 juta pekerja anak. Jika dibandingkan dengan data SAKERNAS 2020 dan 2019 persentase pekerja anak di Indonesia meningkat dari kurun waktu dua tahun terakhir.

3. Pandemik tingkatkan lahirnya pekerja anak

default-image.png
Default Image IDN

Bintang menyoroti bahwa ada potensi bertambahnya pekerja anak di tengah pandemik COVID-19 dan masih berlangsung. Menurutnya semua pihak harus bersiap untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk karena pandemik belum berakhir.

"Krisis ekonomi, berkurangnya pekerja dewasa pada sektor tertentu karena angka kematian yang tinggi serta ketimpangan sosial dalam akses teknologi informasi untuk pembelajaran jarak jauh dapat meningkatkan risiko lahirnya banyak pekerja anak baru di tengah pandemi," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Dwifantya Aquina
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us