Merinding, Cerita Pemakaman Petugas Haji Penghafal Al Quran

- Zarkoni memiliki pengalaman luar biasa mengurus pemakaman jemaah haji
- Semua jenazah jemaah haji disalatkan di Masjidil Haram
- Keluarga jemaah haji mendapat keistimewaan saat pemakaman
Makkah, IDN Times - Pengalaman luar biasa dialami Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 bagian pelayanan lansia bernama Zarkoni Hasbi Suid. Ia pernah mendampingi proses pemakaman jemaah haji yang wafat, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Zarkoni menceritakan pengalamannya memakamkan sahabatnya itu di tempat pemakaman umum Sharaya, Makkah. Pemakaman ini khusus untuk jemaah haji yang wafat di Arab Saudi. Kebetulan jemaah yang meninggal duna tersebut seorang penghafal Al Quran yang menjadi petugas haji daerah. Pengalamannya tersebut membuat dia takjub.
"Saya yang menyambut jenazah beliau di dalam kuburnya. Saya sambut langsung, dan ketika itu saya merasakan luar biasa. Seorang ahlul Quran, seorang yang hafal Al Quran, seorang yang mengajar Al Quran dalam kesehariannya. Kehidupannya dipenuhi dengan ayat-ayat Al Quran," kata dia, di kantor Urusan Haji Indonesia, Daker Makkah, Arab Saudi, Jumat malam (13/6/2025).
"Namun saat bertugas menjadi pelayan tamu Allah di Tanah Suci Mekah Al-Mukarramah ini, beliau dipanggil oleh Allah. Beliau hafal Al-Quran, dan dipanggil oleh Allah di tempat yang sangat istimewa di muka bumi ini, yaitu di Mekah Al-Mukarramah. Yang tak saya lupakan itu adalah ketika saya menyambut jenazah beliau ini. Begitu harumnya jenazah beliau ini di dalam kuburnya," sambung dia.
Zarkoni saat itu tak kuasa menahan air mata. Ada rasa sedih bercampur haru melihat kepergian sahabatnya itu. Haru karena melihat tanda-tanda kematian yang mulia pada sahabatnya itu.
"Masyaallah, saat itu air mata saya mengalir. Ya Allah, alangkah bahagianya beliau ini dapat diwafatkan di Tanah Suci Al-Mukarramah. Beliau orang yang hafal Al-Qur’an, sedangkan kita belum tahu di mana akan diwafatkan oleh Allah SWT," ucap dia, dengan mata berkaca-kaca.
1. Zarkoni sudah beberapa kali mengurusi pemakaman jemaah haji

Zarkoni yang tengah menempuh pendidikan S3 di Arab Saudi, memang sudah beberapa kali mengurusi jenazah jemaah haji yang wafat di tanah suci. Karena itu, dia hafal betul proses pengurusan jenazah, mulai dari perihal administrasi hingga prodes di pemakaman.
Zarkoni menjelaskan proses pemakaman jenazah dibagi menjadi dua, meninggal di rumah sakit dan hotel. Biasanya proses pemakaman jemaah haji yang meninggal dunia di hotel akan lebih rumit ketimbang meninggal di rumah sakit. Apalagi dengan sistem syarikah sekarang ini.
"Kalau jemaah kita meninggal di hotel, itu pengurusan administrasinya agak rumit. Yang pertama, orang syarikah kita harus memanggil, berkoordinasi dengan orang syarikah. Orang syarikah yang menangani jemaah, syarikah apa, kita kan ada delapan syarikah itu. Nah, tergantung nanti syarikah apa yang menangani jemaah itu. Nanti orang syarikah datang ke hotel tahap pertama, kalau jemaah meninggal di hotel," kata dia.
Kemudian, Zarkoni melanjutkan, penghubung sektor akan berkoordinasi dengan syarikah, dan syarikah akan mendatangi hotel, untuk mendata jemaah yang wafat. Proses selanjutnya, dokter kloter membuat COD (certificate of death).
"Lalu pihak syarikah bersama dokter kloter menuju ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk mendapatkan surat keterangan dari dokter spesialisnya, spesialis jantung atau spesialis lainnya, menentukan riwayat penyakit jemaah yang wafat ini," lanjutnya.
Setelah dokter kloter ke KKHI didampingi petugas sektor masing-masing, jenazah dibawa dari hotel menggunakan ambulans melalui syarikah. Syarikah akan berkooridasi dengan rumah sakit.
"Kalau kita di Makkah ini, rumah sakitnya Anur. Dibawa ke Anur, dokter kloter ke KKHI mengurus administrasi. Setelah di KKHI, paling itu gak lama, diproses cepat administrasinya, namanya siapa, paspornya, kemudian dicocokkan semuanya, kemudian baru kita bersama tim kloter, tim dokter kloter itu, berangkat ke rumah sakit Anur, tempat jenazah itu," kata dia.
Di rumah sakit, petugas akan menunggu proses pencocokan jemaah oleh Askar sekitar satu jam, apakah benar jenazah sudah sesuai data dan sebagainya. Setelah itu, tim dokter Rumah Sakit An Nur memeriksa sebentar, sebelum proses pemandian jenazah.
"Sampai di situ, syarikah mengurus jenazah jemaah kita yang wafat. Kemudian setelah itu, kita bersama ketua kloter, dalam hal ini dokter kloter itu, didampingi staf sektornya masing-masing. Tim syarikah pulang dari rumah sakit, kita yang mengurus langsung ke pemandiannya. Mendampingi ketua kloter, kemudian mendampingi keluarganya, kalau ada keluarga yang mau ikut proses melihat pemandiannya," kata dia.
Proses pemandian jenazah tidak dilaksanakan di rumah sakit, tetapi ada pemandian khusus jenazah yang memakan waktu sekitar satu jam, tergantung antrean. Ada tim khusus yang memandikan jenazah, keluarga hanya mendampingi.
Usai dimandikan, jenazah diberi parfum. Sebelum ditutup kain kafan, keluarga didampingi petugas dipanggil ke ruangan khusus pemandian, untuk memastikan kembali jenazah tidak tertukar.
"Apakah Jemaah ini memang di kloter yang bersangkutan. Dipastikan apakah memang jemaah ini keluarganya. Sudah dipastikan, barulah dipersiapkan ambulans untuk menuju ke Masjidil Haram," kata Zarkoni.
2. Jemaah haji yang wafat di Makkah disalatkan di Masjidil Haram

Zarkoni mengatakan semua jemaah haji yang wafat di Makkah Al-Mukarramah akan disalatkan di Masjidil Haram, tanpa terkecuali. Jenazah akan disalatkan setiap usai waktu salat fardu, yang disesuaikan dengan jam kematian jemaah.
"Kalau satu jam sebelum salat, misal sesudah dimandikan itu jam 11 siang, berarti bisa disalatkan sesudah zuhur. Tapi kalau sesudah dimandikan jam 2, itu harus menunggu setelah asar disalatkan. Namun, jika jenazah sudah dimandikan tapi waktu salat masih lama, seperti pada malam hari, maka jenazah akan ditempatkan di tempat pemandian cukup lama.
"Jadi menunggunya di tempat pemandian. Nanti sekitar jam setengah 4 atau jam 3, barulah jenazah dibawa oleh mobil ambulan bersama-sama keluarganya, bersama kita juga ke Masjidil Haram. Waktu subuh disalatkan," kata dia.
3. Keistimewaan bagi keluarga

Zarkoni menjelaskan jemaah yang wafat di Tanah Suci akan mendapat keistimewaan. Begitu juga bagi keluarganya, pun mendapat tempat istimewa saat menyalatkan jenazah di belakang imam Masjidil Haram.
"InsyaAllah jenazah kita, wabil khusus jemaah haji Indonesia yang wafat di tanah haram ini, maka insyaallah tidak ada baginya hisab. Insyaallah mereka mendapatkan haji yang mabrur. Dosa mereka diampuni dan mendapatkan hadiah surga dari Allah," kata dia.
"Di salat itu kita (keluarga) sangat istimewa tempatnya. Kita berada di belakang imam, posisi keluarga itu berada di belakang imam untuk menyolatkan keluarganya," sambung Zarkoni.
Di makam, kata Zarkoni, liang lahat sudah tersedia, sehingga proses pemakaman tidak memakan waktu lama. "Untuk pemakaman di Sharaya itu, kita tinggal menempati saja. Semuanya sudah tersedia. Lubangnya sudah tersedia. Ada petugas yang menggali lubang, itu sudah tersedia semuanya."
Zarkoni menjelaskan jenazah yang sudah dimasukan ke liang lahat, tidak akan ditimbun tanah, tapi hanya ditutupi beton.
"Tidak ditimbun dengan tanah secara langsung. Langsung ditutup lagi dengan beton itu. Kemudian beton itulah yang ditimbun sedikit dengan tanah. Jadi hilang betonnya, hanya ditimbun sedikit dengan tanah. Jadi di dalamnya tidak seperti kita biasanya—ditimbun, kemudian dipasang papan di bawahnya. Ini tidak," kata dia.
Zarkoni menambahkan semua jemaah haji yang wafat di Makkah kini tidak lagi dimakamkan di Ma'la, tetapi di Sharaya. Ma'la hanya peruntukan bagi masyarakat Makkah.
"Sekarang Al-Ma'alah itu pemakamannya khusus untuk Ahli Mekah, orang Mekah sendiri. Kalau kita, jemaah haji Indonesia dan jemaah haji lainnya, dimakamkan di daerah Seraya," kata dia.
Bagi keluarga yang ikut ke pemakaman, Zahroni menambahkan, tidak semua bisa masuk ke pemakaman. Khusus keluarga laki-laki yang bisa ikut sampai ke dekat liang lahat, perempuan hanya boleh sampai pintu gerbang.
"Untuk perempuan hanya sampai batas pintu gerbang. Mereka hanya menunggu di situ, yang laki-laki masuk ke daerah pemakaman, melaksanakan pengurusan jenazah, memakamkan," imbuhnya.