Meutya Hafid Menangis Minta Maaf Pegawai Komdigi Terlibat Judi Online

- Meutya Hafid menangis saat edukasi literasi digital di RPTRA Intiland Teduh Semper Barat.
- Menkomdigi mengajak pihak untuk bersama-sama memerangi judi online, terutama dengan pengawasan orang tua.
Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menangis terisak di depan masyarakat saat melakukan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intiland Teduh Semper Barat, Jakarta Utara.
Meutya minta maaf karena pegawai di Komidi saat ini tengah disorot karena terlibat judi online. Meutya mengaku merasakan sedih luar biasa.
"Saya juga minta maaf ibu, bapak bahwa dari kantor kami, kemudian ada yang terlibat. Sedihnya luar biasa karena saya seperti ibunya dari kantor itu. Sama kayak kalau Ibu ada anak-anak yang terlibat pasti gini," ujarnya sambil mengusap air mata, Selasa (12/11/2024).
1. Ajak ibu-ibu perangi judol

Meutya mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi judi online. Menurutnya, hal yang sangat berperan untuk memberantas judi online adalah pengawasan orang tua.
"Karena itu saya ingin mengajak ibu-ibu semua, kalau di Kemkomdigi saja alatnya terbatas. Karena alat secanggih apapun, meskipun nanti kita bersihkan sebersih apapun, alat dan pengawasan saja tidak akan cukup," ujarnya.
2. Banyak anak sekolah terlibat judol

Meutya mengatakan, saat ini anak sekolah banyak yang terlibat judol dengan menggunakan akun orang tuanya maupun lewat games.
"Jadi di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu. Ini yang tidak mungkin kami dari kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerja sama dengan ibu-ibu, orang tua, ibu/bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya," katanya.
3. Pembekalan literasi digital bagi orang tua dan anak

Penjabat (PJ) Gubernur Teguh Setyabudi berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman terkait bahaya judi online, sehingga masyarakat terlindungi dari aktivitas digital yang merugikan.
"Diperlukan pembekalan literasi digital yang baik bagi orang tua dan anak untuk menghindari risiko kekerasan berbasis gender online, termasuk judi online yang tidak diinginkan. Selain itu, orang tua perlu berperan dalam mendampingi anak-anak saat berinteraksi di dunia maya secara aman dan bijak," tutur Teguh.