Moeldoko: KKB di Papua Bisa Dikategorikan Tindak Terorisme
Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan tindakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sudah bisa dikategorikan tindakan terorisme. Aksi mereka dinilai sudah mengintimidasi dan memberikan rasa takut pada masyarakat.
"Ini bisa kategori kegiatan terorisme. Kegiatan-kegiatan sudah menjurus terorisme, karena memunculkan rasa tidak aman, rasa takut yang terbangun berlebihan bagi masyarakat," kata Moeldoko dalam keterangan persnya yang disiarkan secara daring, Rabu (28/4/2021).
1. Moeldoko: Persoalan KKB harus ditangani secara terukur dan proporsional
Menurut Moeldoko, tindakan KKB yang dilakukan saat ini sudah berlebihan. Karena mereka sudah sampai membunuh guru, masyarakat Papua, membakar sekolah, dan lain-lain.
"Persoalan KKB harus ditangani secara terukur dan proposional dengan penegakan-penegakan hukum," ujar Moeldoko.
"Jadi memang ada situasi baru yang saat ini muncul di sana, yaitu KKB mulai membunuh guru, melakukan pembakaran terhadap sekolah, mengintimidasi masyarakat sehingga masyarakat keluar dari daerahnya," lanjutnya.
2. Pemerintah masih mengkaji julukan teroris pada KKB
Mengenai label terorisme yang disematkan kepada KKB oleh Badan Intelijen Negara (BIN), Moeldoko mengatakan pemerintah masih akan mengkaji hal itu. Alasannya, isu KKB masih bersinggungan dengan isu HAM, oleh karena itu pemerintah tak ingin mengabaikannya.
"Di satu sisi diperlukan tindakan-tindakan yang sangat tegas, karena ini berkaitan dengan rasa takut yang berlebihan bagi masyarakat dan rasa aman yang sudah mulai diragukan di sana. Buktinya ada pembunuhan guru, pembunuhan masyarakat asli, membakar sekolahan, dan lain-lain," papar Moeldoko.
3. Moeldoko sering berdialog dengan tokoh Papua untuk menyelesaikan masalah KKB
Lebih lanjut, Moeldoko menyampaikan, untuk penanganan soal KKB sendiri memerlukan dialog dengan para tokoh Papua. Dia mengaku sudah sering melakukan dialog dengan para tokoh Papua tersebut.
"Saya sering menerima tokoh-tokoh masyarakat Papua, baik dari kelompok akademisi, tokoh-tokoh agama, budaya. Sering saya berdialog dengan beliau-beliau itu yang berasal dari asli Papua. Untuk itu, akan kita lanjutkan ini karena kita menginginkan penyelesaian yang sangat tepat dan pas, tidak mengorbankan banyak pihak," ujarnya.
