Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obat Habis, MS Merasa Stres Hingga Bakar Rumah Sendiri

Kemensos Bebaskan ODGJ Kakak Adik yang Dipasung 24 Tahun di Banten. (dok. Kemensos)
Kemensos Bebaskan ODGJ Kakak Adik yang Dipasung 24 Tahun di Banten. (dok. Kemensos)

Jakarta, IDN Times - Pria berinisial MS (38) menjadi buah bibir di media sosial lantaran ia membakar rumahnya sendiri saat penyakitnya kumat.

Rumah tersebut berada di tengah kebun pisang milik orang tuanya di Dusun Kabatmatren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur.

Kementerian Sosial melalui Tim Respon Kasus Sentra “Mahatmiya” beserta Sakti Peksos dan Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi segera mendatangi kediaman MS, didampingi oleh aparat Desa Wringinputih, Ketika didatangi, kondisi MS sudah stabil setelah mendapatkan pengobatan dari Puskesmas setempat.

"Obate entek Mas, makane aku mumet, pengen wae ngobong kasur" (Obatku habis Mas, makanya aku stres, lalu ingin saja membakar kasur)," tegas MS dengan bahasa Jawanya dikutip laman Kemensos, Sabtu (24/9/2022).

1. MS menderita gangguan jiwa sejak umur 15 tahun

Ilustrasi ODGJ/ Kemensos Bebaskan ODGJ Kakak Adik yang Dipasung 24 Tahun di Banten. (dok. Kemensos)
Ilustrasi ODGJ/ Kemensos Bebaskan ODGJ Kakak Adik yang Dipasung 24 Tahun di Banten. (dok. Kemensos)

Kepala Sentra Mahatmiya, Sri Wibowo mengungkapkan, MS menderita gangguan jiwa sejak umur 15 tahun.

"Kejadian berawal di saat tengah malam ia mulai membakar kasur lalu api membesar dan melahap seisi rumah mulai satu unit sepeda motor, kasur, lemari, pakaian hingga kayu bagian atas rumah kamar dan ruang tamu," ujarnya.

2. Obat yang dikonsumsi MS habis jadi pemicunya

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sri Wibowo mengarahkan kepada Penyuluh Sosial untuk melakukan asesmen mendalam terhadap MS. Jika memungkinkan diarahkan untuk berwirausaha, serta koordinasi dengan Puskesmas setempat mengenai pengobatannya.

"Sebenarnya MS tidak mempunyai masalah dalam hal berkomunikasi. Seperti halnya saat menjelaskan awal mula terjadinya musibah tersebut," imbuh Sri.

Diketahui bahwa obat yang dikonsumsinya telah habis sebelum kejadian itu terjadi. Hal itu dibenarkan oleh salah satu sanak saudaranya.

Lima tahun yang lalu MS pernah dirawat selama 10 hari di Puskesmas Licin atas gangguan jiwanya. Ia hanya berobat di Puskesmas setempat dan mendapatkan obat untuk dikonsumsi setiap hari.

 

3. Sentra Mahatmiya Bali akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan MS

Puluhan ODGJ melakukan perekaman E-KTP di Jawa Tengah, Jumat (18/2/2022). (dok. Kemensos)
Puluhan ODGJ melakukan perekaman E-KTP di Jawa Tengah, Jumat (18/2/2022). (dok. Kemensos)

Sri Wibowo menambahkan saat ini ia tidak bekerja, tanpa ada aktivitas berarti yang menopang kehidupannya. Tim mengarahkannya untuk berwirausaha dan memberikan bantuan kewirausahaan kepadanya, namun dia menolak saat ini.

"Sesok ae mas nek aku wes mari."(Besok-besok saja mas kalau saya sudah sembuh", ungkapnya MS.

MS sudah memiliki KTP dan BPJS, namun terbakar saat musibah itu terjadi. Tim berkoordinasi dengan pihak Dinsos dan aparat desa untuk mengecek kembali administrasi tersebut.

Sentra Mahatmiya memberikan bantuan berupa makanan siap saji, lauk pauk, peralatan dapur, kasur dan pakaian layak serta salah satu keluarganya telah siap menjadi pengawas minum obat bagi MS. Hal ini diperlukan untuk memastikan MS meminum obat secara rutin supaya penyakitnya tidak kambuh.

Selanjutnya Sentra Mahatmiya Bali akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan MS melalui keluarganya dan memberikan bantuan kewirausahaan jika MS telah siap untuk bekerja.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us