PBNU Kecam Partai Ummat Bentangkan Bendera di Masjid

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengecam kasus kader Partai Ummat membentangkan bendera di salah satu masjid yang terdapat di Cirebon, Jawa Barat.
Pria yang akrab dipanggail Gus Yahya ini meminta kepada Partai Ummat untuk menghormati masjid sebagai tempat ibadah.
"Tolong dihormati masjid ya, tolonglah hormati masjid," kata dia dalam keterangannya kepada awak media, Sabtu (7/1/2022).
1. Tempat ibadah bukan untuk kegiatan partai politik

Menurut Gus Yahya, aksi bentangkan bendera partai di masjid dinilai tidak etis. Mengingat tempat ibadah tak diperuntukkan untuk melakukan kegiatan politik.
Dia menegaskan, masjid sebetulnya terbuka untuk semua umat dengan berbagai latar belakang. Namun, Partai Ummat seharusnya tidak memanfaatkan masjid untuk berpolitik.
"Karena masjid itu untuk semua umat, yang tidak ada masjid untuk partai politik," ujar pria berusia 56 tahun tersebut.
2. PBNU minta aturan kampanye di tempat ibadah dipertegas

Sebelumnya, dalam audiensi KPU dengan PBNU, Gus Yahya juga sempat menyinggung soal kampanye di tempat ibadah. Menurutnya, kegiatan politik di tempat ibadah sangat berbahaya karena bisa mempertebal politik identitas jelang pemilihan umum (pemilu).
"Itu berbahaya sekali, jadi tolong, harap, ya memang, dulu pernah ada ya pelarangan atau peraturan kampanye di tempat ibadah. Sekarang masih ada," kata dia usai menggelar audiensi dengan KPU RI di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023).
Oleh sebab itu, pria yang akrab dipanggil Gus Yahya itu mengimbau kepada penyelenggara pemilu untuk mempertegas parameter aturan kampanye di tempat ibadah.
"Cuma sekarang parameter kampanye di tempat ibadah itu seperti apa, saya kira mungkin perlu dipertegas ya. Ini berbahaya, kampanye di tempat ibadah itu berbahaya sekali, tolong jangan dilakukan," bebernya.
Gus Yahya menegaskan, bangsa Indonesia harus belajar dari Pemilu 2019 lalu di mana politik identitas marak dan merusak persatuan.
"Kita ini sudah melihat akibat-akibat dari politik identitas yang luar biasa merusak di berbagai masyarakat, berbagai negara yang ada saat ini. Mari kita jaga, jangan ikut-ikutan, ingin menang ya ingin menang tapi ya mbok jangan pakai cara itu," ujar dia.
3. Partai Ummat buka suara

Sementara, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Ummat Nazaruddin buka suara terkait viralnya aksi bendera Partai Ummat di masjid.
Nazaruddin lantas mengatakan, kegiatan itu merupakan momen para kader menggelar sujud syukur setelah Partai Ummat resmi dinyatakan KPU lolos menjadi peserta Pemilu 2024.
Dia juga memastikan bendera partai yang dibentangkan itu dilakukan secara spontan oleh kader. Momen itu juga diabadikan hanya untuk kebutuhan internal.
"Penjelasan yang saya terima dari Ketua DPD Kota Cirebon konteks peristiwanya adalah, pada tanggal 1 januari 2023 setelah Partai Ummat dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu, pengurus DPD Kota Cirebon menggelar sujud syukur di Masjid At-Taqwa. Jadi aktivitasnya adalah sujud syukur di masjid," kata Nazaruddin dalam keterangan kepada awak media, Kamis (5/1/2023).
"Selama acara berlangsung, tidak ada acara lain selain sujud syukur. Setelah selesai acara sujud syukur selesai, secara spontan kemudian para pengurus berfoto bersama. Kebetulan salah satu pengurus karena tidak memakai baju yang bernuansa warna partai menutup pakaiannya dengan atribut partai yang kemudian digunakan dalam foto bersama. Foto itu untuk kebutuhan internal," sambung dia.