Pengguna Pusat Data Mulai Pulihkan Layanan yang Dibobol Hacker

- 282 tenant terdampak serangan Ransomware di PDNS 2, termasuk layanan keimigrasian dan perizinan event
- Proses pemulihan jangka pendek dilakukan dengan menggunakan data backup PDNS 1 dan PDNS 2
- Layanan PDNS didukung dua Data Center di Tangerang dan Surabaya serta satu DRC di Batam, Telkom Sigma akan memulihkan PDNS 2 secara menyeluruh
Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Telkom Sigma, dan beberapa Kementerian/Lembaga pengguna Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 berangsur memulihkan sistem layanan yang terdampak.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan menyatakan, proses recovery atau pemulihan jangka pendek dilakukan dengan mengembalikan layanan di DRC Sementara menggunakan data backup PDNS 1 dan PDNS 2.
“Hingga hari ini, terdapat 3 layanan yang sudah berangsur pulih yaitu layanan keimigrasian, layanan perizinan event Kemenkomarves dan layanan LKPP. Saat ini upaya terus dilakukan untuk memulihkan 282 tenant PDNS 2," jelasnya dalam keterangan, Rabu (26/6/2024).
1. Terdapat 282 tenant yang terdampak Ransomware

Direktur Network & IT Solution PT Telkom Indonesia Tbk l, Herlan Wijanarko menjelaskan, layanan PDNS didukung dua Data Center yang berada di Tangerang dan Surabaya serta satu DRC yang bersifat cold backup di Batam.
“Setelah terjadi gangguan di PDNS 2 Surabaya akibat serangan Ransomware Brain Cipher, terdapat 282 tenant yang terdampak. Proses recovery jangka pendek dilakukan dengan mengembalikan layanan di DRC Sementara di Tangerang, dengan menggunakan data backup yang tersedia,” jelasnya.
2. Jangka panjang akan dilakukan dengan normalisasi arsitektur keseluruhan

Menurut Herlan, dalam jangka menengah, Telkom Sigma dan Lintas Arta akan segera memulihkan PDNS 2 secepatnya bersamaan dengan proses forensik yang terus berjalan.
“Untuk jangka panjang akan dilakukan dengan normalisasi arsitektur keseluruhan setelah PDNS 2 kembali berfungsi,” ungkapnya.
3. Adanya upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender

Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra menjelaskan, hasil analisis forensik sementara, menemukan adanya upaya penonaktifkan fitur keamanan Windows Defender mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB, sehingga memungkinkan aktivitas malicious dapat berjalan.
“Aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, di antaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus filesystem penting, dan menonaktifkan service yang sedang berjalan. Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi,” jelasnya.
4. BSSN investigasi secara menyeluruh

Menurut Ariandi, saat ini tim BSSN masih terus menginvestigasi secara menyeluruh setelah mengidentifikasi sumber serangan Brain Chiper Ransomware, yang merupakan pengembangan terbaru dari ransomware lockbit 3.0.
“Akan dilakukan analisis lebih lanjut terhadap sampel ransomware dengan melibatkan entitas keamanan siber lainnya. Hal ini menjadi penting untuk lesson learned dan upaya mitigasi agar insiden serupa tidak terjadi lagi,” tuturnya.