Pertamina ‘Nyalakan’ Harapan dan Kemandirian Penyintas ODGJ

- PLTS ‘menyalakan kehidupan’ dengan melibatkan 14 Sobat Jiwa yang sudah pulih, 20 warga sekitar, dan memberikan manfaat bagi 70 orang lainnya.
- Energi hijau bisa menjadi sarana pemulihan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
- Pemanfaatan PLTS berdampak besar bagi lingkungan dengan menurunkan emisi karbon hingga 9,06 tonCO2ek per tahun.
Bandung Barat, IDN Times - Di sebuah sudut Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, suara mesin bengkel bercampur dengan tawa semangat para pekerja. Hal yang membuat tempat ini istimewa bukan hanya jasa servis dan cuci motornya, melainkan juga energi dan harapan baru yang lahir dari Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina.
Melalui program Jiwa Berdaya, pada tahun 2025 Pertamina menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 6,6 kWp dengan baterai 10 kWh untuk menggerakkan operasional bengkel dan tempat cuci motor yang dikelola oleh komunitas setempat. Di balik program ini, ada misi mulia, yaitu memberdayakan sobat jiwa atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang telah pulih agar dapat kembali produktif dan diterima oleh masyarakat.
Sebelumnya, kegiatan bengkel ini berjalan sederhana, peralatan terbatas, biaya listrik tinggi dan banyak anggota komunitas belum memiliki pekerjaan tetap. Kini, berkat pemanfaatan energi surya, biaya operasional bengkel dan cuci motor bisa ditekan hingga lebih dari 13,9 juta rupiah per tahun, yang memungkinkan bengkel untuk terus berkembang sekaligus memperluas manfaat sosialnya.
“Untuk menghemat biaya, dulu kami sering menghentikan pekerjaan saat malam hari. Sekarang, dengan tenaga surya, kami bisa bekerja lebih lama, bahkan membantu penerangan lampu jalan di sekitar bengkel,” ujar Heri, salah satu anggota tim Jiwa Berdaya yang juga penyintas ODGJ.
1. PLTS ‘menyalakan kehidupan’

PLTS tidak hanya digunakan menyalakan bengkel, tapi juga “menyalakan kehidupan”. Program ini, kini melibatkan 14 Sobat Jiwa yang sudah pulih, 20 warga sekitar, serta memberikan manfaat tidak langsung bagi 70 orang lainnya. Hasil dari jasa servis dan cuci motor, ditambah penjualan Pelumas Pertamina, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan kelompok hingga 40–50 juta rupiah per tahun.
Tak berhenti di situ, Jiwa Berdaya juga tengah menyiapkan kantin dan galeri produksi untuk memperluas usaha. Semua kegiatan ini didukung oleh teknologi tepat guna, seperti panel surya untuk lampu jalan, peralatan bengkel listrik berbasis energi surya dan sistem filter air daur ulang untuk mencuci motor tanpa membuang banyak air.
2. Energi hijau bisa menjadi sarana pemulihan sosial

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Muhammad Baron mengatakan, inisiatif seperti Jiwa Berdaya menunjukkan bahwa energi hijau bisa menjadi sarana pemulihan sosial sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
“Energi terbarukan bukan hanya soal keberlanjutan, tetapi juga tentang kemanusiaan. Program ini membuktikan bahwa energi bisa memulihkan semangat dan menghapus stigma yang melekat pada seseorang,” ujarnya.
3. Komitmen Pertamina

Selain memberikan dampak sosial, pemanfaatan PLTS juga berdampak besar bagi lingkungan. Setiap tahun, bengkel Jiwa Berdaya mampu menurunkan emisi karbon hingga 9,06 tonCO2ek, setara dengan menanam 2.265 pohon.
Dari bengkel kecil di Kabupaten Bandung Barat ini tumbuh semangat besar bahwa dengan energi bersih dan kepedulian sosial, siapa pun bisa kembali berdaya jiwa bukan sekadar bengkel, tapi simbol kebangkitan, yakni energi hijau Pertamina mampu menyalakan harapan, kerja, dan kehidupan.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (WEB)
















