Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pria Ini Kena COVID-19, Cacar Monyet, dan HIV Sekaligus, Ini Pemicunya

ilustrasi monkeypox atau cacar monyet (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times – Seorang pria yang berasal dari Italia terkonfirmasi positif COVID-19 sekaligus terpapar virus cacar monyet dan HIV dalam satu waktu. Diketahui, pria berusia 35 ini sempat melakukan perjalanan ke Spanyol dan berhubungan intim dengan sesama pria. Lalu mengapa kondisi tersebut bisa terjadi?

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan, tidak menampik seseorang bisa alami COVID-19, cacar monyet, dan HIV sekaligus dalam watu waktu. Sebab, penyakit tersebut dipicu satu hal yang sama yakni imunitas yang rendah.

"Penyakit virus ini, COVID karena virus, cacar monyet karena virus, HIV karena virus, biasanya masalah dasarnya adalah imunitas. Sepertinya, pasien dari Italia ini mungkin adalah memang penyakit dasarnya HIV. Artinya, sistem imunnya sangat rendah, sehingga rentan terpapar penyakit lain termasuk COVID," jelas Erlina dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/8/2022).

1. Imunitas rendah membuat infeksi mudah terjadi

Dokter Spesialis Paru dan Jubir RSUP Persahabatan, Dr Erlina Burhan (IDN Times/Herka Yanis)

Erlina menduga, pria tersebut juga tidak menjalani pengobatan ARV untuk HIV-nya, sehingga imunitas pria itu semakin turun.

"Orang dengan imunitas yang lemah, membuat semua infeksi akan mudah masuk termasuk COVID-19 dan cacar monyet. Jadi faktor risikonya adalah imunitas," ujar Erlina.

2. Pria ini dinyatakan COVID-19 setelah pergi ke Spanyol

Ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Dilansir Journal of Infection pada 19 Agustus 2022, seorang laki-laki Italia berusia 35 tahun menghabiskan 5 hari (16–20 Juni 2022) di Spanyol. Sebagai catatan, Spanyol memimpin jumlah kasus cacar monyet di Eropa saat ini.

Pada 29 Juni, ia mengeluhkan demam (39 derajat Celcius). Selain itu, ia juga mengeluhkan gejala sakit tenggorokan, kelelahan, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening (lymphadenomegaly) kanan inguinalis. Saat memeriksakan diri pada 2 Juli, ia dinyatakan positif COVID-19.

Ini bukanlah kali pertama sang pasien terkena COVID-19. Terlepas sudah mendapatkan dua dosis vaksin Pfizer (BNT162b2), ia juga pernah terinfeksi COVID-19 pada Januari 2022

3. Pasien sempat berhubungan seks dengan laki-laki tanpa pengaman

ilustrasi monkeypox atau cacar monyet (IDN Times/Aditya Pratama)

Siang hari setelah dinyatakan COVID-19, pasien mengeluhkan ruam di lengan kiri. Keesokan harinya, gelembung cacar menyakitkan dikelilingi lingkaran eritema muncul di dada, kaki, lengan, dan bokong. Saat itu, pasien juga mengeluhkan demam (37.5 derajat Celcius), sakit di faring (pharyngodynia), kelelahan, dan sakit kepala.

Karena gelembung tersebut menyebar dan berubah menjadi pustula, pasien dirujuk ke unit gawat darurat Policlinico “G. Rodolico - San Marco” University Hospital, Catania - Italia. Ia lalu dipindahkan ke unit penyakit menular. Diketahui, selama di Spanyol, pasien juga sempat berhubungan seks dengan laki-laki tanpa pengaman.

Penelitian tersebut mencatat bahwa tes laboratorium pasien menunjukkan angka C-reactive protein (CRP), fibrinogen, dan waktu protrombin (PT) yang tinggi. Kemudian, hasil rontgen dada pasien juga menunjukkan abnormalitas. Potensi cacar monyet yang besar dan didukung lesi kulit serta riwayat kunjungan ke Spanyol.

3. Pasien dinyatakan positif HIV-1

Ilustrasi: Petugas melakukan tes HIV pada darah seorang warga saat pemeriksaan HIV secara gratis di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2019). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Saat pertama kali dirawat inap, pasien juga diketahui sempat dirawat karena sifilis pada 2019. Lalu pada 2021, ia menjalani tes human immunodeficiency virus (HIV) dan mencatat hasil negatif. Pasien juga diketahui menderita gangguan bipolar dan menjalani pengobatan carbamazepine dosis 200 mg setiap hari.

Lalu, saat dites pada 2022 untuk deteksi hepatitis viral, herpes simpleks, gonore, klamidia, dan lymphogranuloma venereum, hasilnya negatif. Namun, pasien dinyatakan positif HIV-1. Kombinasi obat antiretrovirus dolutegravir, antivirus abacavir, dan antiretrovirus lamivudine digunakan untuk merawat HIV.

Share
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us