Punya Modal Jadi Menteri Kinerja Terbaik, Purbaya Potensial Maju 2029

- Purbaya perlu pertahankan eksistensi hingga Pilpres 2029 dengan citra positif dan elektabilitas tinggi.
- Purbaya tetap potensial maju sebagai cawapres meski tak memiliki partai politik, karena popularitasnya di mata publik.
- Survei IPO menyebut Purbaya jadi menteri dengan kinerja terbaik, meraih poin tertinggi dengan skor 17,5 persen.
Jakarta, IDN Times - Hasil survei lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) menyebut Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, meraih persepsi publik paling positif. Ia dianggap jadi menteri terbaik di Kabinet Merah Putih.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, mengatakan raihan positif itu jadi modal kuat Purbaya potensial maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029. Terlebih, Purbaya juga jadi salah satu menteri dengan popularitas tertinggi.
"Saya kira itu tidak bisa dipungkiri ya. Karena tokoh-tokoh yang muncul dari sisi elektoral, itu kan dimulai dari popularitas," kata Dedi menjawab pertanyaan IDN Times saat jumpa pers di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).
1. Purbaya perlu pertahankan eksistensi

Namun dengan catatan, Purbaya mampu mempertahankan eksistensinya dengan citra positif hingga jelang Pilpres 2029. Terlebih, figur lain selain Presiden Prabowo Subianto yang punya elektabilitas tinggi, masih terbilang sedikit.
"Ketika Pak Purbaya bisa mempertahankan eksistensinya dengan corak dan kemimpinan seperti sekarang, ya bukan tidak mungkin Pak Purbaya akan dilihat sebagai tokoh yang potensial ke depan," ujarnya.
Dalam survei top of mind tercatat, Purbaya punya elektabilitas tertinggi sebagai calon wakil presiden. Namun tingkat elektabilitas itu masih potensial berubah, karena responden yang tidak menjawab masih sangat tinggi.
Berikut elektabilitas calon wakil presiden menurut survei IPO:
1. Purbaya Yudhi Sadewa 6,4 persen
2. Sugiono 2,9 persen
3. Teddy Indra Wijaya 2,4 persen
4. Zulkifli Hasan 2 persen
5. Andi Amran Sulaiman 1,9 persen
6. Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen
7. Erick Thohir 1,7 persen
8. Gibran Rakabuming Raka 0,7 persen
9. Anies Baswedan 0,7 persen
10. Mahfud MD 0,2 persen
11. Ganjar Pranowo 0,2 persen
12. Tidak tahu/Tidak menjawab 79,1 persen.
2. Purbaya tetap potensial meski tak memiliki partai politik

Dedi menilai, Purbaya tetap potensial maju sebagai cawapres meski tak punya kendaraan partai politik. Purbaya jadi salah satu menteri dari kalangan profesional, karena ia bukan kader parpol.
"Gibran saat maju juga tidak punya partai politik. Ketika diusung sebagai calon wakil presiden, artinya partai politik pasti akan mengalah kepada sosok yang populer," kata dia.
3. Purbaya jadi menteri dengan kinerja terbaik

Sebagaimana diketahui, survei IPO menyebut masyarakat menganggap Purbaya jadi menteri dengan kinerja paling baik.
Purbaya meraih poin tertinggi dengan skor 17,5 persen. Kemudian secara berturut-turut diikuti Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya 15,1 persen; Menteri Luar Negeri Sugiono 11,8 persen; Menko Pangan Zulkifli Hasan 9,8 persen; dan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir 7,4 persen.
"Pak Purbaya memuncaki persepsi publik sebagai Menteri berkinerja paling baik, anggapan ini menandai jika manuver dan publisitas yang ia lakukan membuat publik optimis dan memiliki keyakinan terkait kapasitasnya sebagai menteri," tutur Dedi.
Berikut ini daftar lengkap menteri dengan kinerja baik menurut survei IPO:
1. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa 17,5 persen
2. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya 15,1 persen
3. Menteri Luar Negeri Sugiono 11,8 persen
4. Menko Pangan Zulkifli Hasan 9,8 persen
5. Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir 7,4 persen
6. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman 6,5 persen
7. Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono 5,8 persen
8. Menteri Agama Nasaruddin Umar 5,7 persen
9. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 5 persen
10. Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan P Roeslani 4,1 persen
11. Menteri Desa Yandri Yusanto 4 persen
12. Menteri Pendidikan Dasar Menengah Abdul Mu’ti 3,8 persen
13. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 2,5 persen
14. Menko Hukum HAM dan Imigrasi Yusril Ihza Mahendra 1,8 persen
15. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita 1,2 persen
16. Tidak Jawab 2,2 persen.
Adapun, survei tersebut digelar pada 9 sampai 17 Oktober 2025, dengan 1.200 responden. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik stratified multistage random sampling (SMRS). Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (Margin of Error) 2,9 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.
"IPO terlebih dahulu menentukan Primary Sampling Unit (PSU) pada sejumlah kelurahan atau desa untuk menjadi sampel, pada setiap kelurahan atau desa akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper," ungkap Dedi.
"Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak, sehingga surveyor tidak dapat memilih responden secara subjektif atau purposif," imbuh dia.