Rano Karno: Jakarta Butuh Rumah Vertikal, tapi DP Nol Rupiah Mustahil

- Rano Karno menyebut program rumah vertikal masih diperlukan di DKI Jakarta.
- Rano Karno menolak ide pembelian rumah vertikal dengan mekanisme DP nol rupiah.
Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menyebut masyarakat DKI Jakarta masih membutuhkan program rumah vertikal.
Program rumah susun (rusun) sempat populer di masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan.
1. Mekanisme DP nol rupiah tidak mungkin

Namun, Rano Karno menyebut program rumah vertikal tersebut mustahil terwujud apabila pembeliannya menggunakan mekanisme DP nol rupiah.
"(Membahas) tentang hunian vertikal DP nol rupiah, hunian vertikal menurut saya masih diperlukan. Tapi apakah DP-nya nol? Gak mungkin, jadi saya minta maaf," kata Rano dalam acara bincang-bincang bersama awak media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2024).
2. Rumah vertikal solusi tepat, tapi tidak akan dibangun di setiap wilayah

Pria yang akrab dipanggil Doel itu meyakini rumah vertikal memang jadi solusi tepat bagi permasalahan hunian di Jakarta. Namun nantinya jika pasangan Pramono Anung-Rano Karno terpilih, mereka akan memetakan di daerah mana saja yang layak dibangun rumah vertikal.
"Rumah vertikal itu salah satu solusi untuk bisa menampung masyarakat. Tapi tentu kita tidak akan sporadis di setiap wilayah bikin, tidak," ucap Rano.
3. Rano Karno soroti keberhasilan Ahok kelola rumah vertikal

Lebih lanjut, Rano Karno mengenang keberhasilan Ahok dalam mengelola rumah vertikal. Pencapaian itu juga diakui oleh Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR) se-Jabodetabek, KH Lutfi Hakim.
"Kemarin saya ke Cakung, kebetulan diterima Pak Kiai Luthfi, FBR. (Dia bilang) 'Saya lihat zaman Ahok bikin rusun bagus, bersih," kata dia.
Hanya saja, kata Rano Karno, pembangunan rumah vertikal ke depannya akan terus dikembangkan. Salah satunya, keberadaan lift yang dibutuhkan bagi warga yang tinggal di lantai atas.
"Barang kali oke, lantainya 10, yang tangga lantai 3. Ke atas baru pakai lift. Supaya apa, masyarakat mau tinggal di rumah vertikal atau bahasa kerennya apartemen," ujar dia.