Ratusan Warga di Jakarta Mengungsi Akibat Banjir

- Wilayah terdampak banjir meliputi beberapa RT di Jakarta Selatan dan Timur dengan ketinggian air bervariasi.
- Ratusan warga mengungsi ke titik aman, di mana BPBD DKI Jakarta dan instansi terkait memberikan bantuan kebutuhan dasar.
- Potensi hujan lebat masih ada hingga besok, sehingga masyarakat diminta tetap waspada terhadap kenaikan tinggi muka air.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 50 Rukun Tetangga (RT) di wilayah DKI Jakarta terpantau masih terendam banjir berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga Minggu (6/7/2025) pukul 16.00 WIB .
Banjir yang melanda beberapa wilayah tersebut disebabkan oleh curah hujan tinggi yang turun sejak Sabtu (5/7/2025), yang memicu kenaikan tinggi muka air di sejumlah pintu air.
1. Wilayah yang terdampak

Dari laporan BPBD DKI Jakarta, sebanyak 20 RT yang terdampak tersebar di Kelurahan Tanjung Barat, Pengadegan, Rawa Jati, Pejaten Timur, Kebon Baru dan Manggarai.
Sementara 30 RT lainnya berlokasi di Jakarta Timur, yang meliputi kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Bale Kambang, Cawang, dan Cililitan. Ketinggian muka air bervariasi antara 40 hingga 270 sentimeter.
2. Ratusan warga mengungsi

Kemudian, BPBD DKI Jakarta juga merekam adanya 371 jiwa atau 105 Kepala Keluarga (KK) mengungsi di beberapa titik aman seperti di Aulla Kantor Kelurahan Bidara Cina, RPTRA Bidara Cina, Masjid Jami Al Abror sebanyak 137 jiwa, Masjid Jami Ittihadul Ikhwan 74 jiwa, SDN 01/02 Kampung Melayu 119 jiwa, Masjid Al-Hawi Cililitan 11 jiwa, dan Mushala Al-Ishlah Kampus Binawan Cawang 30 jiwa.
BPBD DKI Jakarta bersama unsur terkait mengerahkan personel untuk memantau perkembangan genangan, menyedot air, memantau fungsi tali-tali air, serta mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
3. Masih ada potensi hujan lebat sampai besok

Menurut prakiraan cuaca dari instansi terkait, hujan sedang hingga lebat masih akan turun di Jakarta hingga esok hari (7/7/2025).
BNPB pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kenaikan tinggi muka air, khususnya bagi warga yang tinggal di wilayah rawan genangan, bantaran sungai, maupun pesisir.
Apabila terjadi kondisi darurat, ikuti instruksi dan informasi resmi dari pemerintah daerah setempat.