Sambut LRT Masuk Bogor di 2030, Dedie Rachim Siapkan Kereta Tram Pakuan

- Bogor harus siap dari sekarang, sesuai amanat Perpres Nomor 49 Tahun 2017
- Konsep transportasi lanjutan Tram Pakuan sebagai moda penghubung utama dari LRT ke berbagai titik di Bogor
- Adopsi sistem sharing line ala Eropa untuk mengurangi gangguan lalu lintas dan mempertahankan tata kota hijau
Bogor, IDN Times – Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menegaskan meskipun pembangunan LRT Jabodebek hingga Bogor masih dalam proses, Kota Bogor harus bergerak cepat mempersiapkan sistem transportasi pendukungnya. Hal ini sejalan dengan amanat Perpres Nomor 49 Tahun 2017 yang mengatur kemungkinan perpanjangan LRT hingga Terminal Baranangsiang.
“Kalau dalam posisi menunggu, yang paling penting Bogor harus mempersiapkan diri. Mudah-mudahan di 2030 LRT Jabodebek ini sudah sampai di Terminal Baranangsiang,” ujar Dedie saat berbincang dalam program Ngobrol Seru by IDN Times, Rabu (13/8/2025).
1. Bogor harus siap dari sekarang

Dedie menyebut keberadaan LRT di Bogor bukan sekadar wacana, karena sudah tercantum dalam Perpres. Artinya, pemerintah daerah harus memikirkan langkah-langkah konkret mulai dari infrastruktur hingga skema operasional.
“Ini bukan sekadar mimpi. Sudah ada di Perpres, jadi kita harus siapkan semuanya dari sekarang,” tegasnya.
2. Konsep transportasi lanjutan Tram Pakuan

Salah satu inovasi yang disiapkan adalah Tram Pakuan, yang diharapkan menjadi moda penghubung utama dari LRT ke berbagai titik di Bogor. Dedie menegaskan konsep ini akan mengurangi ketergantungan pada angkot untuk distribusi penumpang.
“Satu rangkaian LRT itu bisa mengangkut 500 orang. Tidak mungkin kita distribusikan lagi dengan angkot, jadi kita siapkan Tram Pakuan sebagai penghubung,” jelas Dedie.
3. Adopsi sistem sharing line ala Eropa

Bogor berencana mengadopsi sistem sharing line seperti di Eropa, di mana jalur kereta bisa berbagi dengan kendaraan lain di titik-titik tertentu. Sistem ini pernah diterapkan di Indonesia, seperti di Jakarta dan Solo.
“Harapannya, sistem ini tidak terlalu mengganggu lalu lintas dan tidak mengubah banyak tata kota Bogor yang hijau,” kata Dedie.
4. Intensifkan komunikasi dengan pemerintah pusat

Dedie menegaskan, Pemkot Bogor tengah menjalin komunikasi intens dengan pihak perkeretaapian dan Kementerian Perhubungan. Tujuannya agar konsep transportasi kota tidak hanya jadi program pusat, tetapi juga terintegrasi dengan rencana daerah.
“Kita ingin urusan transportasi Kota Bogor selesai secara menyeluruh, beriringan dengan program pusat,” kata dia.