[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 199, Terbanyak di DKI Jakarta

Kasus aktif sudah berada di bawah 5.000

Jakarta, IDN Times - Meski kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut, namun pemerintah masih tetap menganggap COVID-19 sebagai pandemik. Maka, penghitungan kasus harian tetap dilakukan oleh Satgas Penanganan COVID-19. 

Berdasarkan data satgas, selama 24 jam terakhir, kasus harian bertambah 199. Maka, akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air sejak Maret 2020 lalu sudah mencapai 6.729.408.

Sedangkan, kasus kematian harian tetap terjadi yakni satu pasien. Maka, akumulasi kasus kematian akibat COVID-19 telah mencapai 160.802.

Di sisi lain, data yang cukup melegakan lantaran kasus aktif telah turun di bawah 5.000 yakni 4.470. Kasus aktif menggambarkan jumlah warga yang dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri. 

Sedangkan, 1.410 pasien dinyatakan suspek tertular virus Sars-CoV-2. Lalu, sebanyak 6.564.136 warga berhasil pulih dari COVID-19. 

Namun, ancaman kasus pandemik meningkat tetap berpeluang terjadi. Apalagi virus Sars-CoV-2 terus bermutasi. Kementerian Kesehatan pada Rabu, (25/1/2023) menyampaikan subvarian Omicron XBB 1.5 alias Kraken telah masuk ke Indonesia. Varian itu dibawa masuk oleh warga Polandia yang berkunjung ke Indonesia. 

Apakah varian ini juga menular lebih cepat? 

1. DKI Jakarta sumbang kasus harian tertinggi di tingkat nasional

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 199, Terbanyak di DKI JakartaMonumen Nasional (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sementara, berdasarkan data dari satgas, kasus harian tertinggi disumbangkan oleh provinsi DKI Jakarta yakni 70. Di posisi kedua terdapat provinsi Jawa Barat dengan 39 kasus. Lalu, di bawahnya terdapat Banten dengan 20 kasus. 

Sedangkan, 15 provinsi lainnya melaporkan nol kasus harian COVID-19. Satu-satunya pasien yang dilaporkan meninggal akibat COVID-19 berada di Bali. 

Baca Juga: Menkes: Virus Kraken Masuk Indonesia Melalui WNA Polandia

2. Penyebaran kasus COVID-19 di Tanah Air sudah terkendali

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 199, Terbanyak di DKI Jakartailustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, aktivitas pengetesan COVID-19 masih tetap berlangsung meski PPKM sudah dicabut. Dalam 24 jam terakhir, jumlah orang yang dites mencapai 9.816. 

Sebanyak 4.186 orang menjalani tes swab PCR. Sementara, 5.627 orang mengikuti tes COVID-19 dengan swab antigen. 

Dari data tersebut diperoleh positivity rate harian berada di angka 2,03 persen. Hal itu berada di bawah angka 5 persen yang dirujuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penanda bahwa pandemik di Tanah Air terkendali. 

3. Meski varian Kraken lebih cepat menular, Menkes andalkan antibodi masyarakat

[UPDATE] Kasus Harian COVID-19 Tambah 199, Terbanyak di DKI JakartaMenteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam acara webinar AI Tech Day 2022 (dok. GDP Venture)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya sudah memerintahkan kepada pemda yang disinggahi oleh warga Polandia untuk melakukan penelusuran kontak erat atau tracing. Warga Polandia itu diketahui sempat berkunjung ke Balikpapan, Kalimantan Timur dan Jakarta. 

"Teman-teman surveilans kami minta untuk lihat kontak erat siapa saja. Sekarang sudah jalan. Kalau ada informasi kami bisa update. Kraken ini kan sub-sub dari Omicron. Nah, ini adalah perkawinan dari anaknya dan cucunya Omicron, jadi ini sudah cicit," ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi menyatakan Kraken selaku subvarian Omicron yang baru ini terbukti memiliki kecepatan lebih menular seperti yang saat ini terjadi di Amerika Serikat (AS). Meski begitu, Budi yakin masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi yang tinggi dibuktikan dengan hasil serosurvei.

Maka, Budi meminta agar masyarakat tetap tenang dan segera melakukan pemeriksaan ke faskes apabila mengalami gejala COVID-19. Ia juga berpesan agar masyarakat tetap memakai masker apabila berada di ruangan tertutup ataupun ruangan terbuka yang dipenuhi oleh manusia.

"Masyarakat juga harus tahu bahwa varian ini ringan. Jadi, pastikan vaksin booster-nya dilaksanakan," ujar pria yang pernah menjabat posisi Wakil Menteri BUMN itu. 

Baca Juga: Mulai 24 Januari, Warga Bisa Vaksin Booster Kedua Tanpa Tunggu Tiket

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya