Sekjen PDIP Hasto: Kami Khilaf Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo

- PDI Perjuangan mengakui kesalahan dalam mencalonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo.
- Kemajuan yang dilakukan oleh Jokowi disebut dipicu oleh utang besar, baik utang pemerintah maupun swasta dan BUMN.
Jakarta, IDN Times - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengakui PDIP khilaf karena pernah ikut mencalonkan Gibran Rakabuming Raka sebagai wali kota Solo. Hal itu diungkapkan Hasto dalam diskusi virtual pada Sabtu (30/3/2024).
"Kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran," ujar Hasto.
1. PDIP singgung kemajuan Jokowi karena utang

Hasto mengatakan, PDIP mencalonkan Gibran karena melihat kemajuan yang dilakukan ayahnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Namun, ternyata kemajuan itu karena utang yang besar.
"Setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar, utang kita, utang pemerintah itu hampir mencapai 196 miliar dolar AS, ternyata utang swasta dan BUMN itu hampir mencapai 220 miliar dolar AS," tutur Hasto.
"Ketika ini digabung, maka ke depan kita bisa mengalami suatu persoalan yang sangat serius," imbuhnya.
2. Nepotisme yang dilakukan Jokowi makin nyata

Menurutnya, nepotisme yang dilakukan Jokowi saat ini semakin nyata. Contohnya, Asisten Pribadi Jokowi, Devid Agus Yunanto yang disebut bakal maju dalam Pilkada Boyolali.
"Itu kan akan merebut basis dari PDI Perjuangan yang selama ini membesarkan," ujarnya.
3. Hasto singgung upaya PDIP menangkan Jokowi

Hasto pun menyinggung bagaimana upaya PDI Perjuangan bergotong royong memenangkan Jokowi dari masih wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta hingga presiden RI. Menurutnya, seluruh elemen PDIP bahu membahu untuk memenangkan Jokowi.
"Kita ketika mencalonkan Pak Jokowi berapa banyak anak ranting-ranting yangg semuanya ikut bergotong royong yang saya sebut Mas Prananda saja ketika Pak Jokowi menjadi calon gubernur bergotong royong Rp6,2 miliar," ujarnya.