Seknas Jokowi: Sistem Chronos Jadi Masalah Penerbangan di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan komunitas warga Indonesia atau Seknas Jokowi menilai, sistem penerbangan model Chronos sudah tidak lagi relevan digunakan di Indonesia. Khususnya di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
1. Harus diganti dengan ATFM

Ketua Bidang Transportasi dan Energi Seknas Jokowi, Tumpak Sitorus menilai, sistem Chronos harus segera diganti dengan sistem Air Traffic Flow Management (ATFM), sehingga penerbangan terencana dengan baik dan tidak terjadi keterlambatan keberangkatan.
"Mestinya, yang harus diterapkan mengacu pada sistem penerbangan Internasional. Yakni Air Traffic Flow Management (ATFM). Nantinya, semua penerbangan akan terencana. Sebelum berangkat maupun sesudahnya. Sehingga semuanya tepat waktu," kata Tumpak di kantor Seknas Jokowi, Jalan Cirebon No 23, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/12).
2. Sudah digunakan Bandara Internasional

Saat ini, sistem ATFM sudah digunakan oleh bandara-bandara Internasional di beberapa negara. Mengingat, sistem tersebut sangat membuat efisiensi waktu, sehingga pilot bisa mendarat sesuai dengan jadwal kedatangannya.
"Begitu ditengah jalan, pilot bisa menerbangkan dengan batas waktu yang diperkirakan kelewatan berapa. Contohnya, dari Bali ke Jakarta dalam sistem ini ditentukan diatas, ditengah jalan harus pukul sekian sampai. Agar tepat waktu mendarat,"jelasnya.
3. Infrastruktus dan SDM belum memadai

Tumpak juga menegaskan sistem ATFM belum bisa diterapkan di Indonesia, mengingat Infrastruktur fasilitas Bandara dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang belum memadai.
"Ada dua persoalan kenapa belum diterapkan sistem ini (ATFM). Pertama, terkait infrastruktur bandara yang harus memiliki 3 lapis radar. Kedua, berkaitan dengan sumber daya manusianya," tutupnya.