Survei LPI: Jokowi Disebut Cocok Jadi Ketua Wantimpres

- Jokowi dipilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) berdasarkan survei LPI.
- 80% responden meyakini Jokowi tepat memimpin Wantimpres, diikuti oleh Wiranto, Said Aqil Siradj, Ma'ruf Amin, dan SBY.
Jakarta, IDN Times - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) melakukan survei tentang siapa sosok yang menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Ada sejumlah nama yang masuk dalam survei tersebut, seperti Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ketujuh RI Joko "Jokowi" Widodo.
Kemudian ada Wakil Presiden ke-13 RI, KH Ma'ruf Amin, Wiranto, KH Said Aqil Siradj, hingga Luhut Binsar Pandjaitan. Hasilnya, Jokowi menempati posisi teratas.
"Berdasarkan temuan survei rekan-rekan di LPI, ternyata 80 persen responden meyakini Pak Jokowi sangat tepat memimpin Wantimpres sebagai dewan strategis yang berpengaruh signifikan terhadap gagasan dan kebijakan presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan," ujar Boni daam keterangannya, Senin (10/3/2025).
1. Wiranto di posisi kedua

Boni mengatakan, di posisi kedua ada Wiranto 4,41 persen, disusul Said Aqil Siradj 4,32 persen, Ma'ruf Amin 3,37 persen, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebanyak 3,27 persen.
Sementara, Luhut Binsar Pandjaitan 2,55 persen di posisi terakhir. Responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 2,03 persen.
2. Jokowi dianggap baik dalam menjalankan pemerintahan

Boni menjelaskan, publik menilai Jokowi cocok menjadi Ketua Wantimpres karena baik dalam menjalankan pemerintahan dari 2014 hingga 2019.
Publik meyakini Pak Jokowi memliki pengalaman yang kaya dan teruji handal dalam mengelola pemerintahan," ucap dia.
3. Jokowi dianggap cocok jadi penasihat agung

Lebih lanjut, Boni mengatakan, Jokowi juga cocok apabila menjadi penasihat agung Presiden Prabowo Subianto.
"Pak Jokowi adalah sosok yang tepat dan handal untuk menjadi semacam penasihat agung bagi Pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Boni Hargens.
Lembaga Pemilih Indonesia melakukan survei pada 1-7 Maret 2025 di 25 provinsi dengan melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan dalam survei adalah face to face interview dan online interview.
Margin error pada survei LPI sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.