Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei LSI: Prabowo-Sandiaga Unggul Dukungan dari PA 212 dan FPI

IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya terkait elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2019. Hasilnya, pasangan nomor urut 01 Joko "Jokowi" Widodo-Ma'ruf Amin unggul di segmen pemilih dari Nahdlatul Ulama (NU), sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di segmen pemilih dari Presidium Alumni (PA) 212 dan Front Pembela Islam (FPI).

Survei ini dilaksanakan pada 18-25 Februari 2019 dengan cara wawancara tatap muka langsung kepada 1.200 responden, yang dipilih menggunakan multistage random sampling. Dari total responden, komposisi pemilih Muslim sebesar 87,8 persen, sedangkan pemilih minoritas 12,2 persen. Sedangkan margin of error atau tingkat kesalahan survei ini 2,9 persen.

LSI juga melengkapi survei dengan data kualitatif menggunakan metode focus group discussion (FGD), analisis media, dan wawancara mendalam (in-depth interview).

1. Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan di basis PA 212 dan FPI

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Dari 87,8 persen pemilih Muslim, 49,5 persen adalah basis NU, 4,3 persen basis Muhammadiyah, 0,7 persen dari PA 212, 0,4 persen dari basis FPI, 1,3 persen dari organisasi kemasyarakatan (ormas) lain, dan 35 persen menyatakan tidak menjadi bagian dari ormas mana pun.

"Dilihat dari ormas dan orientasi politik, relatif untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, pergeseran suara ada kenaikan terutama di segmen NU, misalnya. Kemudian ada penurunan, terutama di segmen PA 212 maupun FPI," kata peneliti senior LSI Ardian Sopa di Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3).

"Hal sebaliknya ini terjadi di pasangan 02, Pak Prabowo. Di NU dia turun, kalau pun misalnya naik itu stabil, tetapi yang terlihat naik itu memang di PA 212, kemudian di FPI," imbuh dia

2. Kenaikan suara di segmen FPI dan PA 212 berpengaruh pada pemilih minoritas

IDN Times/Irfan fathurohman

Kenaikan suara untuk Prabowo dari segmen pemilih FPI dan PA 212, menurut LSI, akan berpengaruh kepada kelompok minoritas. Dukungan pada Prabowo dari kedua ormas tersebut akan menurunkan dukungan untuk kubu 02 di segmen pemilih minoritas.

Menurut Ardian Jokowi relatif agak turun di segmen FPI maupun PA 212, tetapi naik di NU. Sedangkan, Prabowo relatif stabil di NU, tetapi naik di PA 212 maupun FPI.

"Ini efeknya ternyata di kelompok minoritas. Yang mana sebenarnya jika pertarungan ini bisa dimenangkan di kelompok mayoritas mutlak, minoritas bisa jadi gak jadi perhitungan. Tetapi karena ini ketat, minoritas juga menjadi perhitungan. Sejauh ini, dukungan yang diterima Prabowo di segmen PA 212 dan FPI ternyata menurunkan dukungan dia di segmen minoritas," jelas dia.

3. Dukungan dari NU karena ada sosok Ma'ruf

Dok. IDN Times/Istimewa

Terkait solidnya suara NU untuk pasangan calon 01, kata Ardian, karena tidak terlepas dari sosok Ma'ruf yang identik dengan NU. Kendati, masih ada warga NU yang mendukung Prabowo-Sandiaga.

"Pertama memang analisa itu bisa terjadi, ya. Karena memang Pak Kiai Ma'ruf Amin itu berasal dari NU, bahkan dia menjadi pimpinan tertinggi di PBNU kan. Sehingga suara dari gerbong NU itu relatif solid terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin dibandingkan dengan ke yang lain-lain. Apakah ada orang NU yang dukung Prabowo-Sandi? Ada, tetapi memang angka nya lebih kecil dibandingkan dengan yang dukung Jokowi-Ma'ruf Amin," tutur dia.

4. Jokowi-Ma'ruf didukung kelompok moderat, Prabowo-Sandiaga kelompok konservatif

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Dari segi orientasi politik, Jokowi-Ma'ruf didukung kelompok yang menyatakan Indonesia khas dengan Pancasila atau kelompok moderat. Sementara, Prabowo-Sandiaga unggul di kelompok yang menginginkan Indonesia seperti Timur Tengah atau kelompok konservatif.

"Dilihat dari segi ini memang ada trade off juga, ya. Jadi ketika misalnya moderat versus konservatif, misalnya ketika konservatif naik, ini akan juga memperkuat dukungan dari pada yang moderat, sehingga akan lebih mengumpul. Terlihat dari sini, konservatif lebih terhadap Pak Prabowo kemudian yang moderat lebih pada Pak Jokowi. Jadi memang dua-duanya juga punya basis massa. Pak Jokowi lebih unggul di NU yang terkenal sebagai moderat, kemudian yang konservatif itu ada FPI dan PA 212 di sana, sehingga memang ya terbagi seperti itu," papar Ardian.

5. LSI membeberkan persentase dukungan ormas

IDN Times/Irfan fathurohman

Berikut persentase dukungan ormas Islam terhadap Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei LSI Denny JA pada Februari 2019:

NU: 64,1 persen
Muhammadiyah: 33,3 persen
PA 212: 14,3 persen
FPI: 0,0 persen
Ormas lain: 78,6 persen
Bukan bagian ormas: 49,6 persen
Tidak menjawab: 45,2 persen

Persentase dukungan ormas Islam terhadap Prabowo-Sandi berdasarkan survei LSI Denny JA pada Februari 2019:

NU: 28,2 persen
Muhammadiyah: 62,2 persen
PA 212: 85,7 persen
FPI: 100,0 persen
Ormas lain: 14,3 persen
Bukan bagian ormas: 36,3 persen
Tidak menjawab: 35,5 persen

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us