Syahrul Yasin Limpo: Saya ke Jakarta untuk Mengejar Prestasi

Jakarta, IDN Times - Eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengklaim dirinya adalah sosok yang tak bisa main-main dengan uang. Ia mengaku datang ke Jakarta untuk menorehkan prestasi.
"Saya percaya bahwa saya orangnya enggak biasa main-main dengan uang. Saya hanya datang ke Jakarta untuk mengejar prestasi. Menurut saya ini sudah dilakukan. Saya menjabarkan perintah presiden dan perintah negara ke seluruh dunia, dan itu juga saya lakukan dengan baik. Itu bantuan Sekjen, bantuan dirjen dirjen," ujar Syahrul di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024).
1. SYL merasa harusnya diberi penghargaan oleh negara

Politikus NasDem itu merasa seharusnya ia mendapatkan peghargaan dari negara. Sebab, ia merasa berkontribusi hampir Rp15 triliun setiap tahunnya.
"Saya tidak menagih Yang Mulia, tapi mestinya negara memberikan penghargaan kepada saya. Saya complain kepada Jokowi," ujarnya.
"Izin Yang Mulia, dari data BPS yang saya miliki, saya tidak pernah berkontribusi di bawah Rp15 triliun dalam setiap tahun. Bapak cuma cari Rp44 miliar selama empat tahun, terdiri dari parfum dan lain-lain, saya cuma menuntut keadilan," imbuhnya.
2. SYL merasa begitu terhina

Syahrul merasa saat ini merupakan posisi paling hina selama 30 tahun berkarier. Bahkan, keluarganya juga merasakan dampakknya.
"Saya berharap ini bagian dari perjuangan saya. Tetapi ternyata dari perjalanan ini, seperti ini lah kondisi saya, saya menjadi pencuri, saya orang koruptor, saya disogok-sogok, seperti itu. Dan ini hukumannya tidak hanya saya, sudah istri anak dan keluarga saya mendapatkan itu," ujarnya.
3. Syahrul Yasin Limpo didakwa korupsi dan peras anak buah Rp44,5 M

Syahrul Yasin Limpo didakwa korupsi dan memeras anak buahnya senilai Rp44,5 miliar. Ia didakwa melakukan hal tersebut bersama-sama dengan eks Sekjen Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat Mesin Pertanian Muhammad Hatta.
Dalam dakwaan, uang itu diduga digunakan Syahrul Yasin Limpo untuk berbagai keperluan. Ada uang yang diduga mengalir untuk keperluan istri, dirinya sendiri, keluarga, sewa pesawat, kurban, hingga ke Partai NasDem.