Testing COVID-19 Mencapai 150 Ribu Orang, Menkes Budi: Luar Biasa

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, saat ini testing, tracing, treatment (3T) menjadi salah satu kelemahan. Padahal, 3T penting agar bisa membuka aktivitas secara bertahap tanpa mengorbankan keamanan.
“Saat ini kita melihat bahwa testing di Indonesia telah meningkat sangat tinggi. Dari sebelum Lebaran yang masih puluhan ribu, sekarang spesimennya sudah di atas 200 ribu, sedangkan tes jumlah orangnya sekira 150 ribuan. Jumlah tes tersebut sudah bagus, ini adalah kenaikan yang luar biasa,” kata Menkes dikutip YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/8/2021).
1. Testing akan ditingkatkan di atas 200 ribuan

Meski demikian, Budi menilai, tes dan pelacakan terus ditingkatkan, sebab dengan kondisi tingkat positivity rate seperti yang saat ini, maka testing harus bisa di atas 200 ribuan.
"Kami masih berpikir perlu meningkatkan dengan kondisi positive rate seperti sekarang, ke angka 300 sampai 400 ribuan," ujarnya.
2. Penerapan protokol kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi digital

Peningkatan testing ini juga dibarengi dengan peningkatan protokol kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi digital, yang akan diterapkan di enam sektor meliputi mal atau departement store, serta pasar tradisional seperti pasar basah atau toko kelontong.
Kedua, kata Menkes, kantor dan kawasan industri. Ketiga, transportasi baik darat laut dan udara. Keempat, pariwisata, hotel, restoran atau event. Kelima keagamaan dan keenam pendidikan.
“Selain itu tracing testing yang lebih agresif agar ditingkatkan di seluruh Nusantara dengan bantuan TNI dan Polri. Saya kira bisa menjadi alat agar kita bisa secara bertahap menyeimbangkan antara kegiatan ekonomi dan menjaga keamanan bersama,” kata Budi.
3. Pemerintah testing COVID-19 sebanyak 400 ribu per hari

Padahal sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan testing COVID-19 sebanyak 400 ribu per hari. Hal itu dilakukan untuk mempercepat deteksi orang yang terkena virus corona.
"Sekarang ini kan target kita mau sampai 400 ribu ya, jadi kan sekarang bertahap. Kalau hari libur memang turun dia, tapi kalau hari biasa rata-rata 250 ribu sekarang testing itu," ujar Luhut seperti dikutip dari tayangan B-Talk Kompas TV, Rabu (21/7/2021).
Untuk mencapai target testing, Luhut akan melibatkan TNI, Polri, dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu juga sudah ia sampaikan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Sekarang kita mau libatkan juga, saya sudah lapor presiden, nanti TNI, Polri, dan ASN kita supaya mereka juga punya kegiatan," ujar Luhut.
4. Kasus COVID-19 kebanyakan terjadi pada klaster keluarga

Menurut Luhut, kasus COVID-19 kebanyakan terjadi pada klaster keluarga. Maka itu, ia akan melakukan jemput bola dengan melakukan testing hingga daerah pinggiran sekali pun, agar tidak ada lagi klaster keluarga.
"Jadi orang-orang di daerah-daerah, saudara-saudara kita di daerah pinggiran itu kita akan testing, jemput bola. Supaya jangan ada klaster keluarga lagi," kata dia.
"Sekarang di mana sih yang gak kena? Lah sopir saya, sopir di kantor saya semua tuh kena. Kenapa? Ya klaster keluarga lagi. Jadi kalau kena, sekarang kita kumpulin," lanjut Luhut.