Tim Misi Kemanusiaan RI Berhasil Evakuasi 3 Korban Gempa Myanmar

- Tim misi kemanusiaan Indonesia mendarat di Myanmar untuk penanganan bencana gempa 7,7 Magnitudo
- Tim INASAR melakukan asessmen dan evakuasi korban jiwa, serta memberikan pelayanan medis kepada warga Myanmar
- Gempa telah menewaskan lebih dari 2.700 orang dan menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan di Myanmar
Jakarta, IDN Times - Tim misi kemanusiaan dari Indonesia untuk penanganan bencana gempa 7,7 Magnitudo di Myanmar telah mendarat di Bandara Naypyidaw pada Selasa (1/4/2025) pukul 14.00 waktu setempat. Tim terdiri dari personel Indonesia Search and Rescue (INASAR), anggota TNI, dan beberapa perwakilan lembaga.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, setibanya di Myanmar, tim INASAR langsung menuju lokasi Base of Operation (BoO) yang terletak di wilayah Naypyidaw.
"Tim Indonesia segera bergabung dengan tim USAR dari negara lain dan berkoordinasi dengan Tim USAR Singapura selaku koordinator wilayah sektor pencarian di Naypyidaw dan Mandalay," kata Muhari, Jakarta, Kamis (3/4/2025).
1. Berhasil evakuasi tiga korban

Muhari mengatakan, giat Tim Indonesia pada Rabu (2/4/2025) diawali dengan koordinasi Tim Indonesia dengan Deputy Minister for Emergency Myanmar. Pertemuan ini difasilitasi dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center).
Adapun, Tim Indonesia diwakili oleh Wahyudi dari Basarnas, Brigjen Pol. (Purn) Ary Laksmana Widjaja dari BNPB, dan Dumas Amali Radityo dari PWNI-Kemlu.
Perwakilan Tim Indonesia juga berkesempatan menemui Director General dan Fire Brigade Commander Myanmar untuk permintaan penugasan.
Tim INASAR diarahkan untuk melakukan asessmen dan perbantuan di perumahan pegawai negeri sipil daerah Thukha Theiddhi Ward, Naypyidaw, Myanmar yang runtuh dan diperkirakan masih ada korban tertimbun.
Tim INASAR yang dibagi menjadi tim Alfa dan Bravo dikerahkan ke lokasi untuk melakukan proses operasi USAR di wilayah yang telah ditentukan.
"Pada hari ini tim INASAR berhasil mengevakuasi tiga korban jiwa dari reruntuhan bangunan dalam kondisi meninggal dunia," kata dia.
2. Tim Indonesia ikut berikan layanan medis

Selain melaksanakan operasi SAR, Muhari mengungkapkan Tim Indonesia juga melakukan pelayanan medis kepada warga Myanmar. Tim Indonesia membuka pos kesehatan darurat di sekitar BoO Tim INASAR.
Kemudian, Tim Indonesia akan melanjutkan pemetaan worksite yang diduga masih banyak korban jiwa yang terjebak di reruntuhan melalui aplikasi ICMS, serta melakukan evakuasi korban terdamnpak gempa 7,7 Magnitudo.
3. Waktu pencarian korban gempa kian sempit

Sebelumnya, Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (OCHA) mengatakan, saat ini tempat berlindung, air bersih, dan obat-obatan sangat terbatas setelah gempa di Myanmar.
Gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo menghantam Myanmar pada 28 Maret 2025. Bencana tersebut telah menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar. Tercatat, lebih dari 2.700 orang tewas dan 4.500 orang terluka.
"Waktu yang tersedia untuk pencarian dan penyelamatan kritis semakin sempit. Orang-orang di daerah yang terkena dampak menghabiskan malam di tempat terbuka karena tidak ada listrik atau air bersih," kata Marcoluigi Corsi, Koordinator Kemanusiaan OCHA untuk Myanmar, dilansir The Straits Times.