Uang Pengamanan Website Judi Online di Komdigi untuk Pak Menteri

- Budi Arie bantah menerima aliran uang hasil jaga situs judol.
- Mantan Menteri Kominfo disebut dalam dakwaan kasus pengamanan Situs Judi Online di Kementerian Kominfo.
- Adhi dinyatakan diterima bekerja di Kemenkominfo setelah atensi dari Budi Arie.
Jakarta, IDN Times - Nama Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie kembali disebut dalam ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Rabu (14/3/2025).
Nama Ketua Umum Projo itu disebut dalam dakwaan kasus dugaan pengamanan Situs Judi Online (Judol) di Kementerian Kominfo yang kini bernama Kementerian Komdigi. Duduk sebagai terdakwa adalah Zulkarnaen Apriliantony, Adhi Kismanto, Alwin Jabarti Kiemas, dan Muhrijan alias Agus.
Mereka didakwa melanggar Pasal 27 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 3 UU ITE juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, subsider Pasal 303 ayat 1 ke-1 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Lalu, bagaimana peran Menteri Koperasi itu dalam dakwaan?
1. Budi Arie mempekerjakan Adhi Kismanto meski tak lulus seleksi

Budi Arie pada Oktober 2023 meminta Zulkarnaen Apriliantony untuk mencari orang yang dapat mengumpulkan data website perjudian online. Zulkarnaen kemudian memperkenalkan Adhi Kismanto kepada Budi Arie.
Adhi kemudian mempresentasikan alat crawling data yang mampu mengumpulkan data website judi online. Budi lalu menawarkan Adhi untuk mengikuti seleksi sebagai tenaga ahli di Kemenkominfo.
Dalam proses seleksi tersebut, Adhi dinyatakan tidak lulus karena tidak memiliki gelar sarjana namun dikarenakan adanya atensi dari Budi, maka ia tetap diterima bekerja di Kemenkominfo.
Adhi bertugas mencari link atau website judi online yang dilaporkan ke Riko Rasota selaku Kepala Tim Take Down di Kominfo untuk dilakukan pemblokiran.
2. Zulkarnaen mengaku teman baik dengan Budi Arie

Singkat cerita, operasi penjagaan website judol pun dimulai, Adhi meminta pegawai Kominfo, Muhajirin untuk bertemu Zulkarnaen di Cafe Pergrams Senopati. Dalam pertemuan tersebut, Zulkarnaen menyatakan kepada Muhajirin bahwa dirinya adalah teman baik Budi Arie.
“Sehingga terdakwa Adhi Kismanto dapat diterima di Kemenkominfo,” beber dakwaan tersebut.
Adhi kemudian menanyakan kepada Muhajirin terkait berapa bagian yang akan didapatkan oleh Zulkarnaen dalam praktik penjagaan website judi online tersebut.
Muhajirin menawarkan bagian sebesar Rp3 juta per website judi online. Awalnya, Zulkarnaen mengatakan bahwa bagiannya tersebut terlalu sedikit.
Muhajirin menjawab hanya bisa menawarkan sebesar itu dikarenakan terdakwa Denden Imaduddin meminta bagian sangat tinggi.
“Akhirnya Zulkarnaen menyetujui penjagaan website judi online agar tidak diblokir oleh Kemenkominfo dilakukan kembali,” dalam dakwaan.
Muhajirin menghubungi Deden di hadapan Zulkarnaen dan Adhi untuk menyampaikan mengenai kesepakatan tersebut. Kemudian, Denden mengatakan siap untuk memulai kembali praktik penjagaan website judi online agar tidak diblokir Kemenkominfo tersebut.
3. Budi Arie dapat bagian 50 persen dari total website judol yang dijaga

Zulkarnaen, Adhi dan Muhajirin kembali bertemu di Cafe Pergrams Senopati untuk membahas mengenai praktik penjagaan website perjudian online di Kemenkominfo dan tarif sebesar Rp8 juta per website.
“Pembagian untuk terdakwa Adhi Kismanto sebesar 20 persen, terdakwa Zulkarnaen sebesar 30 persen dan untuk Budi Arie sebesar 50 persen dari keseluruhan website yang dijaga,” beber dakwaan.
Dari kesepakatan itu, Muhajirin, Muchlis Nasution dan Deny Maryono bersepakat untuk melakukan penjagaan website perjudian.
Karena terdapat lebih dari 750 website yang akan dijaga, Muhajirin membuat googlesheet yang dapat diakses oleh Adhi Kismanto, Muchlis dan Deny dengan tujuan untuk mempermudahkan penginputan website perjudian yang diberikan oleh saksi Muchlis dan Deny.
Dari praktik itu, Muchlis menerima uang sebesar Rp9,7 miliar yang kemudian diserahkan kepada Muhajirin Rp9,3 miliar di Rumah Makan Cabe Ijo di daerah Pantai Indah Kapuk 2.
Adhi dan Muhajirin kemudian mengajak Alwin Jabarti Kiemas selaku penampung 115 website judi online untuk bertemu Zulkarnaen. Alwin meminta Zulkarnaen untuk melindungi website yang ia pegang dengan kesepakatan Rp8 juta per website.
4. Bagi-bagi tugas di grup telegram 'Service AC'

Pada 19 April 2024, Budi Arie memerintahkan Adhi untuk tidak melakukan penjagaan website perjudian di lantai tiga Kominfo. Adhi bersama Zulkarnaen kemudian menghadap Budi di rumah dinas Widya Chandra untuk pindah kerja di lantai delapan Kominfo.
Penjagaan webiste kembali berlangsung. Zulkarnaen bertugas sebagai penghubung dengan Budi Arie. Adhi melakukan penyortiran atau pemilihan atas website judi online yang telah diinput dalam googlesheet untuk dikeluarkan dari daftar website perjudian yang akan diblokir.
Alwin sebagai bendahara yang mengatur pembagian uang hasil penjagaan website perjudian. Muhajirin penghubungan dengan agen website perjudian yaitu Muchlis dan Deny.
Pada Mei 2024, Adhi membuat grup telegram dengan nama Service AC yang beranggotakan Adhu, Syamsul Arifin selaku Ketua Pengendalian Konten Internet Ilegal, Radyka Prima selaku PNS Kominfo, dan saksi Muhammad Abindra Tayip selaku Pegawai Pemerintah Non Pegawai Kominfo.
“Tujuan dari grup percakapan tersebut adalah untuk mempermudah komunikasi terkait penjagaan website judi online agar tidak dilakukan pemblokiran oleh Kemenkominfo,” dalam dakwaan.
Praktik penjagaan semakin gencar, pada Mei 2024 Muhajirin menerima 3.900 website perjudian. Muhajirin menerima uang sebesar Rp6 miliar dari Muchlis yang diserahkan di daerah PIK 2.
Sehingga total uang yang didapatkan dari penjagaan website perjudian sebesar Rp48,7 miliar. Kemudian, Alwin mengatur pembagian uang penjagaan website perjudian tersebut yang dicatat dalam dokumen dengan rincian sebagai berikut:
• Bagi D : merupakan kode bagian untuk Denden Imadudin
• Bagi S : merupakan kode bagian untuk Syamsul Arifin
• Bagi R : merupakan kode bagian untuk Riko Rasota
• Bagi PM : merupakan kode bagian untuk Pak Menteri Kominfo Budi Arie
• Bagi Kawanan : merupakan jumlah bagian yang dibagi kepada Zulkarnaen, Adhi, Alwin, dan Muhajirin.
• AD : merupakan kode bagian untuk Adhi Kismanto
• AG : merupakan kode bagian untuk Muhajirin alias Agus
• AL : merupakan kode bagian untuk Alwin
• CHF : merupakan kode bagian untuk Zulkarnaen ditambah bagian untuk Menteri Kominfo Budi Arie.
5. Per bulan terdapat ribuan website judol yang dijaga

Pengamanan website judol terus berlangsung. Pada Juni 2024, terdapat 2.330 website judol yang diamankan dengan nilai Rp18,4 miliar. Pada periode kedua terdapat 1.900 website yang diamankan dengan nilai Rp15,2 miliar.
Juli terdapat 1.800 website judol dengan nilai Rp14,4 miliar. Pada periode kedua, terdapat 1.830 website dengan total senilai Rp14,6 miliar.
Periode pertama Agustus, terdapat 861 website dengan nilai Rp3,8 miliar. Periode kedua, ada 861 website dengan harga pengamanan Rp3,8 miliar.
Periode ketiga Agustus, terdapat 1.290 website judol Rp10,3 miliar. Periode pertama September, terdapat 800 website dengan nilai Rp12,1 miliar.
Di periode kedua, terdapat 1.800 website judol dengan nilai Rp14.4 miliar. Pada Oktober, terdapat 2.100 website judol dengan harga pengamanan Rp15.3 miliar.
“Bahwa perbuatan para terdakwa dalam melakukan penjagaan terhadap website judi online agar tidak diblokir oleh Kemenkominfo tersebut menjadikan masyarakat tetap dapat mengakses website perjudian yang tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang,” beber dakwaan.
6. Apa kata Budi Arie?

IDN Times meminta klarifikasi terkait dakwaan tersebut kepada Budi Arie. Melalui pesan WhatsApp, ia menjawab dengan memberikan sebuah video yang menyatakan dirinya tidak pernah meminta uang dari bisnis judol.
Kedua, dirinya tidak pernah memberi perintah kepada siapapun untuk melindungi bisnis judol baik lisan maupun tulisan.
Ketiga, tidak ada satu pun stafsusnya yang terlibat bisnis judol. Keempat, tidak ada anggota Projo yang terlibat kasus judol.
Kelima, tidak ada aliran dana hasil bisnis judol kepadanya.
Setelah itu, Budi membagikan link berita terkait penugasan Presiden Prabowo Subianto yang mengutusnya untuk menghadiri pelantikan Paus Leo di Vatikan.