Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wali Kota Bekasi: 12 Kecamatan Zona Merah COVID-19, 62 Orang Meninggal

Walikota Bekasi Rahmat Effendi memberikan keterangan usai rapit test massal di Stadion Patriot, Rabu (25/3) (IDN Times/Dini suciatiningrum)

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengaku sudah siap memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimulai pada Rabu (15/4). Pembatasan aktivitas manusia untuk mencegah COVID-19 akan berlangsung hingga dua pekan mendatang. 

Salah satu persiapan PSBB yakni Pemkot sudah menyiapkan 130 ribu paket sembako untuk dibagi-bagikan ke warga Kota Bekasi yang membutuhkan. Pria yang akrab disapa Bang Pepen itu memprediksi akibat wabah virus corona hampir 12 persen warga Kota Bekasi menjadi miskin. 

"Menurut data statistik data kemiskinan di kota kami dua tiga bulan lalu hanya 3,8. Sekarang berubah hampir 3 - 4 kali lipat," ungkap Bang Pepen di program Indonesia Lawyer's Club yang tayang di tvOne pada Selasa malam (14/4). 

Bila merujuk ke data jumlah penduduk Kota Bekasi yang dimiliki oleh Wali Kota yakni 2,45 juta, maka angka warga miskin akibat COVID-19 yaitu 294 ribu. Lalu, apa saja bantuan bagi warga miskin di Kota Bekasi yang kena dampak COVID-19?

1. Selain sembako, warga Kota Bekasi juga akan diberi bantuan sosial melalui PKH Kemensos

Ilustrasi sembako (IDN Times/Daruwaskita)

Wali Kota Effendi menjelaskan selain sembako, warganya juga berhak mendapatkan bantuan sosial berupa dana tunai melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang dibuat oleh Kementerian Sosial. 

"Itu dana yang sudah melekat bagi 106 ribu KK (Kepala Keluarga) kami. Data dari DTKS itu adalah data valid yang insya Allah tepat sasaran by name by address yang juga rutin dilakukan oleh Kementerian Sosial," ungkap Effendi semalam. 

Ia juga mengatakan pada Rabu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan meluncurkan bantuan PKH bagi 57 ribu di kantor pos. 

2. Pemkot Bekasi juga mengalokasikan dana Rp4,7 miliar untuk membeli produk buatan UMKM setempat

Sejumlah tenaga medis disemprot disinfektan usai jalani rapid test untuk tes massal Corona (COVID-19) di Stadion Patriot Candrabaga/ Rabu (25/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Di program itu, Wali Kota Effendi juga menyebut telah menyiapkan dana khusus senilai R4,7 miliar di bank syariah untuk membeli produk-produk buatan UMKM di Bekasi. Sebab, akibat wabah COVID-19 ada 2.256 UMKM yang diprediksi akan kena dampaknya. 

"Jadi, kami siapkan dana Rp4,7 miliar di bank syariah dan Pak Gubernur juga menambahkan Rp27 miliar, lalu ditambah dana kami untuk membeli hasil UMKM itu dan produk itu ditambahkan ke sembako (yang dibagikan ke warga). Jadi, uang kami di situ-situ saja," tutur Effendi menjelaskan ide cemerlangnya tersebut. 

Ide cemerlang lainnya yang dipaparkan oleh Effendi yakni isi produk sembako yang dibagi-bagikan ke warga selama periode PSBB merupakan produksi Bekasi. Mulai dari mie instan, minyak, hingga makanan kecil diproduksi di Bekasi. 

"Saya yakin dengan begitu maka hasilnya akan kembali ke warga Kota Bekasi," kata dia lagi. 

3. Wali Kota Bekasi memilih cara persuasif ketimbang penegakan hukum tegas selama periode PSBB

(Ilustrasi aplikasi ojek online GoJek) ANTARA FOTO/Asprilia Dewi Adha

Wali kota Effendi juga menjelaskan mengenai apakah ojek online boleh mengangkut penumpang selama periode PSBB. Menurut dia, ia mengikuti aturan yang diberlakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yaitu hanya membolehkan ojek online mengangkut barang dan bukan penumpang. Namun, dalam waktu dua hari pertama, Effendi memilih untuk menggunakan cara persuasif dalam menegakan PSBB. 

"Makanya saya akan melakukan persuasif saja. Law enforcement itu tidak perlu dalam kondisi masyarakat yang seperti ini. Jadi, kita menempatkan manusia sebaik-baiknya," ungkap dia. 

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Pemkot Bekasi, ada sekitar 9.000 warga yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online. 

Di bagian akhir pemaparannya, Wali Kota Effendi meminta kepada warga dan pemerintah untuk bersama-sama melakukan secara serius pemutusan rantai COVID-19. Sebab, bila kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, maka Kota Bekasi yang sudah maju dikhawatirkan bisa runtuh dalam waktu sesaat. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us