Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wali Kota Bogor Bima Arya: Satu Generasi Bisa Hilang karena COVID-19

Sejumlah remaja melakukan pawai obor dengan mengenakan masker di Jalan Kartini, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/5/2020). Pawai obor tersebut dalam rangka menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. (ANTARA FOTO/Paramayuda)

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Bogor Bima Arya khawatir, satu generasi  bisa hilang akibat virus corona yang masih melanda dunia hingga saat ini.

"Ada satu hal besar yang tidak banyak orang sadar, kehilangan satu generasi," kata Bima dalam Webinar #MenjagaIndonesia: Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri, yang diselenggarakan IDN Times, Selasa (11/8/2020).

Kekhawatiran Bima beralasan. Karena sudah banyak tanda-tanda yang terjadi saat pandemik ini. Mulai dari generasi muda yang menunda menikah, menunda memiliki anak, termasuk ibu hamil yang gizinya kurang tercukupi akibat masalah ekonomi.

"Berapa banyak anak-anak SD-SMA yang dalam waktu cukup panjang belum pasti sampai kapan kehilangan memperoleh pendidikan yang layak? Bukan akses wifi, susahnya memperoleh kuota, tapi middle up banyak yang mati gaya, bosan di rumah, guru kehilangan konten dan sebagainya. Ini ancaman kehilangan satu generasi," Bima memaparkan.

1. Semua pihak harus fokus atasi COVID-19

Ilustrasi rapid test di pasar (IDN Times/Rohman Wibowo)

Guna mencegah ini, ujar Bima, semua pihak harus fokus mengatasi masalah COVID-19. Misalnya Bogor, anggarannya difokuskan untuk kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.

"Kalau pemerintah pusat belum mikir sampai situ, kita anggarkan," ujar dia.

2. Langkah Pemkot Bogor mencegah hilangnya satu generasi

Bima Arya Sugiarto dalam Webinar Eps. 3 #MenjagaIndonesia by IDN Times dengan tema "Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Bima membeberkan, dalam APBD Bogor dia menganggarkan untuk akses wifi dan memerintahkan dinas kesehatan untuk memastikan ibu-ibu hamil dalam kondisi sehat, serta memberi bantuan bagi guru untuk mengkreasikan konten pembelajaran.

"Kita berpikir gimana tidak terjadi transmisi COVID-19 yang masif, secara dimensi kesehatan dan ekonomi. Ini PR besar dan kuncinya harus sama-sama (bekerja)," ucapnya.

3. Keluarga bisa menjadi sumber penularan utama

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan data yang diterima, Bima mengungkapkan, per Selasa (11/8/2020), terdapat 362 warganya yang terinfeksi virus corona dengan 216 di antaranya sembuh. Meski kasus COVID-19 relatif landai sejak akhir Mei lalu, namun dalam 2 hari terakhir kasus di Bogor melonjak signfikan.

Sumber kasus, kata Bima, ada 3 yakni kasus impor dari luar kota, penularan di perkantoran, dan yang paling mengkhawatirkan adalah penularan melalui keluarga.

"Ada 10-12 keluarga yang menjadi sumber penularan utama. Satu keluarga ada yang 22 orang positif," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Helmi Shemi
EditorHelmi Shemi
Follow Us