Wamendagri: 109 Perempuan Berhasil Menang di Pilkada 2024

- Sebanyak 109 perempuan berhasil memenangkan pertarungan Pilkada 2024, termasuk 2 gubernur, 5 wakil gubernur, 9 wali kota, dan lainnya.
- Persentase keterlibatan perempuan dalam Pilkada 2024 mencapai 19,92 persen, meningkat dari pilkada sebelumnya yang hanya sekitar 7-11 persen.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengatakan, sebanyak 109 perempuan berhasil memenangkan pertarungan Pilkada 2024.
Hal ini disampaikan di Seminar Refleksi dan Evaluasi Keterwakilan Perempuan di Tahun Politik pada Senin, 17 Maret 2025.
Jumlah itu terdiri dari 2 gubernur, 5 wakil gubernur, 9 wali kota, 15 wakil wali kota, 34 bupati, dan 44 wakil bupati. Ia juga menambahkan adanya nama baru dari kalangan perempuan yang berhasil menjadi pemimpin di daerahnya.
Berdasarkan data, 309 perempuan atau 19,92 persen dari total peserta menjadi calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah (cakada/cawakada) di Pilkada 2024.
1. Persentase meningkat

Bima mengatakan, persentase itu dinilai lebih tinggi dibandingkan Pilkada 2015, 2017, 2018, dan 2020.
Misalnya, pada 2015, partisipasi perempuan hanya 7,47 persen atau 124 perempuan yang menjadi cakada/cawakada. Sama halnya dengan Pilkada 2020, keterlibatan perempuan hanya 11 persen atau 161 perempuan yang menjadi peserta.
“Kita bicara calonnya, belum terpilih. Ini bicara calon. Tapi kalau dilihat dari sebelumnya kan calonnya lebih sedikit, mungkin karena (2024) pilkada-nya juga serentak,” kata dia, dikutip dari siaran pers, Selasa (18/3/2025).
2. Tantangan struktural dan strategi kaderisasi bagi perempuan di politik

Selain menerangkan keberhasilan perempuan di Pilkada, Bima juga menjelaskan adanya sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan di ranah politik. Di antaranya, terbatasnya ruang internal partai politik bagi kandidat perempuan untuk berlaga.
Kemudian, jaringan perempuan yang dibangun pascareformasi belum cukup tangguh untuk menyukseskan kandidat perempuan.
Menanggapi tantangan tersebut, Bima menekankan, kaderisasi di partai politik menjadi kunci penting untuk mendorong eksistensi kader perempuan dan lebih memperhatikan kualitas keterwakilan perempuan secara substantif. Dengan begitu, isu yang dibahas tidak selalu menyoal jumlah. Dengan demikian, perlunya memperhatikan narasi yang dibangun para kader perempuan yang berhasil memenangkan kontestasi.
“Kalau kita lihat cukup banyak sebetulnya perempuan-perempuan yang bisa mengartikulasikan isu-isu yang bukan (hanya) isu perempuan,” kata dia.
3. Kemendagri sediakan ruang partisipasi

Bima menambahkan, forum diskusi tersebut menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan keterwakilan perempuan, baik dalam konteks edukasi maupun regulasi.
Dalam hal ini, Kemendagri membuka ruang adanya gagasan yang penuh mengenai peningkatan kualitas keterwakilan perempuan.
“Karena kita percaya semakin inklusif proses ini, maka semakin baik kualitasnya,” ucap dia.