Terancam Tak Lolos ke Senayan, PPP Ungkap Kejanggalan Pergeseran Suara

pergeseran suara itu paling banyak terjadi di Papua

Jakarta, IDN Times - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hanya meraih 5.878.777 suara atau sekitar 3,87 persen suara. Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi alias Awiek mengungkap kejanggalan pergeseran suara partainya saat tahapan rekapitulasi. 

Awiek menyebut, pergeseran suara itu paling banyak terjadi pada sejumlah provinsi di Papua.

"Di Papua itu banyak, termasuk di Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan juga Papua itu ada yang bergeser cukup signifikan ya," kata dia saat ditemui awak media di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Awiek menegaskan, pihaknya sudah melaporkan adanya pergeseran suara itu ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Bergesernya suara PPP ke parpol tertentu itu akibat mekanisme noken yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Kami temukan noken yg seharusnya dari masyarakat adat tetapi noken dilakukan oleh KPU. Itu kan tidak boleh. Noken-noken yang dari PPP yang diberikan kepada PPP itu banyak berpindah ke partai lain, itu di Papua Tengah ada," jelasnya.

Selain di Papua, fenomena pergeseran suara yang merugikan PPP terjadi di Jawa Barat.

Awiek menyebut, pergeseran suara itu sangat signifikan, bahkan angkanya menyentuh sekitar 100 ribu suara. Oleh sebab itu, PPP akan melayangkan gugatan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK)

"Tentu ini juga akan kami pertanyakan dalam forum di Mahkamah Konstitusi," imbuh dia.

Perolehan suara itu membuat PPP tak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold). Partai berlambang kakbah itu terancam tak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.

Baca Juga: PPP Terkejut Tak Lolos Ambang Batas Parlemen, Siap Gugat ke MK

Baca Juga: PSI dan PPP Berpotensi Gagal Penuhi Ambang Batas DPR

Baca Juga: Perolehan Suara Demokrat Melonjak, Caleg Asal Pati Kalahkan Tokoh PPP

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya